REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak Istana Negara mengakui salah ketika soal undangan pelantikan Sutiyoso menggantikan Marciano Norman sebagai kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Istana Negara pada Senin (8/7). Yang menjadi perbincangan adalah pihak Istana keliru dalam mengetik singkatan BIN di kata 'Negara" yang diganti dengan 'Nasional'.
"Kementerian Sekretariat Negara setelah menyadari adanya kesalahan teknis penulisan pada undangan pelantikan Kepala BIN dan Panglima TNI, secepatnya telah menarik dan menggantinya dengan penulisan yang benar," ujar Deputi bidang Protokol, Pers dan Media, Sekretariat Presiden, Djarot Sri Sulistyo, melalui siaran pers tertulis yang diterima ROL, Rabu (8/7).
Aktivis Salam2Jari Fadjroel Rachman sempat tidak percaya dengan fakta itu. Fadjroel yang dikenal sebagai pendukung sejati Presiden Jokowi malah mencurigai seseorang telah mengubah undangan itu. "Kayaknya ada yg ganti2," katanya melalui akun Twitter, @fadjoreL.
Komentar itu ditimpali juru bicara Partai Demokrat, Rachland Nasidik. Itu lantaran Fadjroel mengaku mendapat undangan dalam versi berbeda. "Catat. Ada undangan palsu RT @fadjroeL Drmn jubir PD @ranabaja @ulil dpt Cc @SBYudhoyono," katanya melalui akun @ranabaja.
Fadjroel pun menimpali, "anda dpt drmn? @ranabaja." Akhirnya keduanya terlibat perang di lini masa terkait undangan tersebut.