REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Presiden Joko widodo dikabarkan akan melakukan perombakan Kabinet Kerja. Anggota DPR Komisi VI Hendrawan Supratikno mengharapkan reshuffle tidak menjadi penyakit musiman, seperti halnya kabinet sebelum-sebelumnya.
"Jangan sampai reshuffle terjadi tiap enam bulan sekali," ujar ahli ekonom ini. Menurutnya reshuffle tidak harus lambat atau cepat.
Jika reshuffle dilakukan terlalu cepat akan memberikan kesan tergesa-gesa. Sedangkan jika terlalu lambat Joko Widodo dianggap ragu-ragu dalam mengambil keputusan.
PDI Perjuangan mengaku sudah menyiapkan kader terbaik untuk menggantian menteri yang mendapatkan rapor merah dari Presiden Joko Widodo. Hendrawan menilai sejak Kabinet Kerja dibentuk, beberapa menteri menempati posisi yang tidak tepat.
"Dari awal figur-figur di Kabinet Kerja bukan yang terbaik dan tidak memiliki kompetensi yang cukup," kata Hendrawan.