REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Mahyuddin menilai, jatuhnya pesawat hercules C-130 di Medan, bisa menjadi momen tepat untuk mulai membangkitkan industri militer Indonesia. Menurutnya, Indonesia, yang selama ini terkadang masih menerima hibah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dari negara asing, bisa melakukan itu untuk menciptakan kedaulatan militer.
"Ke depan perlu membuat semacam kedaulatan atau kemandirian Alutsista kita dengan mengedepankan industri dalam negeri, seperti PT Pindad, misalnya," kata Mahyuddin, Kamis (2/7). Karena jika terus bergantung pada asing, lanjutnya, sektor pertahanan Indonesia juga akan dikendalikan asing.
Ia menilai PT Pindad juga telah memiliki kemajuan dalam memproduksi Alutsista. "Itu dibuktikan ketika kita ikut lomba tembak di Australia, penembak Indonesia juara semua tuh pakai senjata Pindad," tambahnya.
Dengan bukti itu, Mahyuddin menyebut Indonesia harus percaya diri. Karna apa yang telah diproduksi oleh anak bangsa Indonesia sendiri, kata dia, cukup bagus.
Namun, ia mengaku selama ini produsen Alutsista di Indonesia memang belum mendapatkan keseriusan dan dukungan dari pemerintah. Terutama, dalam hal modal atau dana.
Sebelumnya, pesawat hercules C-130 dilaporkan jatuh Jalan Djamin Ginting Medan, Selasa (30/6). Tim Disaster Victim Identification (DVI) juga telah mengidentifikasi 96 korban dalam kecelakaan tersebut. 92 di antaranya telah diserahkan Tim DVI Polri ke TNI AU untuk dikembalikan ke keluarga masing-masing.