REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Kapusdokkes) Polri Brigjen Arthur Tampi mengatakan, proses identifikasi terhadap korban jatuhnya pesawat Hercules C-130 akan mulai mengalami perlambatan. Hal itu lantaran jenazah sudah sulit untuk diidentifikasi secara visual.
"Mulai nanti sore dan besok akan mengalami perlambatan karena secara visual kita sudah sulit kita mengenali korban," kata dia dalam keterangan resmi di Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Kamis (2/7).
Menurutnya, kondisi korban sudah mulai membengkak dan sulit dikenali baik dari postur tubuh, wajah dan properti yang digunakan. Hal ini berbeda ketika identifikasi di hari pertama dan kedua dimana banyak korban yang masih mudah dikenali dan bahkan masih lengkap dengan emblem nama di baju yang dikenakan.
Arthur mengatakan, ada tiga identifikasi primer yang digunakan yakni sidik jari, struktur gigi dan pencocokan DNA. Sidik jari dan struktur gigi, kata dia, sudah sulit dilakukan karena kondisi korban yang tak memungkinkan. Satu-satunya cara adalah menggunakan tes DNA.
"Dan pemeriksaan DNA butuh waktu agak lama, kami mohon pemahaman kepada seluruh keluarga korban," ujar dia.
Sampel DNA akan dibawa ke Mabes Polri untuk dilakukan pemeriksaan. Setidaknya, kata Arthur, butuh waktu paling cepat 24 jam atau 48 jam untuk mendapatkan hasilnya. Bahkan, menurutnya, bisa jadi untuk mendapatkan hasil butuh waktu lebih dari itu.