REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Jenazah korban jatuhnya pesawat Hercules C-130, Serda Sugianto, dimakamkan secara militer di Taman Bahagia, Kota Pekanbaru, Riau.
Prosesi pemakaman anggota Batalyon Komando 462 Paskhas itu yang dilangsungkan pada Kamis pagi sekitar pukul 10.30 WIB, yang dipimpin oleh Komandan Landasan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kolonel Pnb Khairil Lubis. Proses pemakaman dengan cara Islam itu dipadati ratusan pelayat mulai dari keluarga, perwira TNI AU, sejawat di Lanud Pekanbaru dan Batalyon Komando 462 Paskhas, serta masyarakat sekitar.
Serda Sugianto meninggal pada usia 36 tahun dan meninggalkan seorang isteri Rahmi Maulia dan dua orang anak, yakni Irfan Raditya Ginanto yang berumur lima tahun dan Anindya Raditya yang masih berusia sembilan bulan. "Kita telah kehilangan seorang prajurit dan kawan terbaik," kata Kolonel Khairil Lubis.
Setelah pemakaman secara militer selesai digelar, suasana haru jelas terlihat saat isteri dan anaknya diberikan kesempatan untuk menyampaikan doa serta menabur bunga. Mereka tak kuasa menahan tangis menjelang kepergian terakhir Serda Sugianto.
Jabatan terakhir lulusan Sekolah Pembentukan Bintara 25 Tahun 2014 sebelum meninggal dalam tugas di Medan pada 30 Juni 2015 lalu adalah Danro Satu/Bakpan 1/Tompan 2 Ipan A Batalyon Komando Paskhas.
Meski begitu, Keluarga almarhum menyatakan menerima dengan ikhlas musibah tersebut, bahkan anak sulungnya bertekad meneruskan cita-citanya sebagai tentara seperti ayahnya.
"Anak saya yang paling besar tetap ingin menjadi tentara seperti almarhum ayahnya. Saya akan dukung cita-citanya kalau bisa dia nanti harus menjadi komandan," kata isteri almarhum, Rahmi Maulia.
Ada 10 anggota Batalyon 462 Paskhas dari Pekanbaru yang meninggal dalam insiden jatuhnya pesawat Hercules A-1310 di Kota Medan, Sumatera Utara pada Selasa (30/6). Nama-nama korban dari anggota Paskhas yang meninggal dunia antara lain Sertu Irian Sili, Serda Sugiyanto, Kopda Mujiman, Kopda Saryanto, Kopda Dani Setyo Wahyudi, Kopda Eria Ageng, Pratu Sepridoni, Pratu Warsianto, Pratu Rudi Haryono, Pratu Ardianto Wibowo.
Mereka sejatinya akan bertugas mengawal objek vital di Satuan Radar 213 Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau. Namun, hanya tiga yang dievakuasi ke Pekanbaru, sedangkan sisanya ke daerah lain sesuai dengan permintaan pihak keluarga.