Rabu 01 Jul 2015 16:42 WIB

Pengamat: Jatuhnya Hercules Bukan Hanya karena Satu Mesin Mati

Rep: C36/ Red: Bayu Hermawan
Personil TNI bersama Petugas PMI dan Basarnas melakukan evakuasi puing-puing pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Rabu (1/7).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Personil TNI bersama Petugas PMI dan Basarnas melakukan evakuasi puing-puing pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Rabu (1/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat penerbangan Gerry Soedjatman mengatakan ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab jatuhnya pesawat Hercules C-130 dengan nomor lambung A-1310 di Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara. Ia menduga jatuhnya pesawat Hercules C-130 tidak hanya disebabkan kerusakan pada salah satu mesin.

"Satu mesin mati tidak berdampak signifikan. Dengan catatan, tidak ada faktor lain yang mengganggu jalannya tiga mesin lainnya. Pesawat masih bisa terbang," ujarnya saat dihubungi ROL, Rabu (1/7).

Gerry menjelaskan, pesawat Hercules umumnya memiliki empat mesin. Kerusakan pada dua mesin baru bisa dinilai memberi dampak signifikan bagi perjalanan pesawat. Dalam insiden Hercules C-130 pada Selasa (30/6), dirinya menduga ada faktor selain kerusakan salah satu mesin yang menyebabkan pesawat itu jatuh.

"Posisi baling-baling saat pesawat tersebut terbang tidak sempurna. Dugaan sementara salah satu mesin pesawat mati. Itu juga cocok dengan data yang ada di Lanud sebelum pesawat terbang, tetapi mengapa rusaknya satu mesin bisa langsung membuat pesawat jatuh? pasti ada penyebab lain yang mesti diselidiki lebih lanjut," tandasnya.

Seperti diketahui, pesawat Hercules C-130  jatuh sekitar 5 kilometer dari Lanud Soewondo, Medan, Sumatera Utara, Selasa (30/6). Pesawat itu jatuh pada pukul 12.08 WIB atau sekitar dua menit setelah take off.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement