REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat penerbangan, Gerry Soedjatman mengatakan TNI AU harus mampu merawat pesawat Hercules sebaik mungkin. Jika mereka tidak bisa merawat seluruh unit pesawat Hercules, peremajaan pesawat perlu segera dilakukan.
"Soal mengganti atau tidak mengganti unit pesawat Hercules yang sudah tua, harus ditilik dulu dari kesanggupan TNI AU dalam merawat pesawat. Jika tidak bisa menjamin perawatan unit pesawat secara maksimal, sebaiknya diadakan saja peremajaan pesawat," jelasnya ketika dihubungi ROL, Rabu (1/6).
Gerry melanjutkan, peremajaan dengan membeli sejumlah unit pesawat Hercules baru, penting untuk menghindari insiden jatuhnya pesawat seperti yang terjadi pada Selasa (30/6). Meski hanya berstatus sebagai pesawat angkut, dia menilai peran Hercules tidak kecil.
Pesawat itu bisa dimanfaatkan untuk mengangkut berbagai kebutuhan, mulai dari logistik, bahan bakar, mengangkut penumpang hingga membawa bantuan kemanusiaan.
"Yang perlu dicatat dari kecelakaan Hercules C-130 pada Rabu adalah pesawat jatuh saat menjalankan tugas rutin dalam kondisi keamanan yang kondusif. Lalu bagaimana kesiapan pesawat jika nanti menghadapi situasi genting ? Apakah bisa bekerja maksimal?," katanya.
Meski demikian, Gerry mengakui jika peremajaan pesawat membutuhkan modal yang tidak sedikit. Bisa dikatakan, negara membutuhkan dana yang sangat besar untuk mewujudkannya.
Ia menambahkan, untuk membeli satu unit pesawat Hercules tipe baru, paling tidak mesti tersedia dana sebesar Rp300 miliar – Rp400 miliar. Tingginya harga pesawat disebabkan faktor teknologi yang digunakan.
"Teknologi pesawat semakin maju, maka harganya semakin tinggi. Membeli pesawat baru memang menghabiskan banyak dana, tetapi bisa berhemat setidaknya sampai puluhan tahun mendatang," tandasnya.