REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kedua orangtua korban kecelakaan pesawat Hercules asal Kota Pekanbaru, Ruli Sihotang (24) dan Reni Sihotang , diminta untuk memberikan informasi tentang ciri-ciri khas yang dimiliki anak mereka saat terakhir kali berangkat menggunakan pesawat nahas itu.
"Kami ditelepon oleh anak saya yang sekarang ada di Medan bahwa memerlukan ciri-ciri untuk proses identifikasi," kata orang tua korban, Sahala Sihotang beserta istrinya Lasmina Tinambunan, kepada Antara di rumah duka di Jalan Gabus, Labuh Baru Barat, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru, Selasa (30/6).
Sahala mengatakan pihak keluarganya yang ada di Medan kini sedang mengumpulkan semua data dan ciri-ciri yang dimiliki anak laki-laki dan perempuannya. Selain dari pihak keluarga, ternyata pihak Rumah Sakit Adam Malik kini juga sedang mengumpulkan data dan ciri-ciri penumpang pesawat Hercules.
"Katanya untuk memudahkan mengintifikasi korban," ujar sang ayah lesu.
Sahala memaparkan, anak gadisnya Reni kini sebagai siswi SMAN 1 Pekanbaru, Kelas III, memiliki postur tubuh ideal dengan tinggi sekitar 165 sentimeter saat pergi menggunakan Blusnya biru tua, celana jins. Pada kuku tangannya menggunakan kutek warna biru berkilau.
"Ia yang paling khas ada tanda lahir tahi lalat di mata sebelah kanan dan bekas operasi usus buntu," tuturnya.
Sementara Ruli Sihotang, lanjutnya, memiliki tinggi 178 sentimeter dan merupakan mahasiswa Universitas Riau Fakultas Hukum, yang sedang menyusun skripsi. "Rencana bulan Oktober akan diwisuda," paparnya.
Menurutnya anak ketiga dari empat bersaudara ini saat berangkat menggunakan kaos oblong warna biru muda, celana jins, potongan rambut cepak ala militer, pakai sepatu coklat, dan jam tangan. "Data ini sudah kami kirim melalui keluarga kami di Medan lewat pesan singkat," tuturnya.
Ia berharap ada mujizat dari Tuhan terhadap kedua anak mereka. Walau informasi yang diterima mereka sementara ini semua korban tidak ada yang selamat. "Saya harus kuat, dan berharap mereka hidup ," ujarnya tegar.
Berdasarkan pengamatan antara dirumah korban, tamu dari keluarga terdekat, tetangga teman satu gereja, bahkan rekan kuliah Ruli berdatangan secara bergantian untuk mengucapkan belasungkawa.