Selasa 30 Jun 2015 22:35 WIB

Banyak Daerah Maju karena Transmigrasi

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: Yudha Manggala P Putra
  Kawasan pemukiman transmigrasi yang belum dialiri listrik di Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan Besar, Sambas, Kalimantan Barat.  (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Kawasan pemukiman transmigrasi yang belum dialiri listrik di Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan Besar, Sambas, Kalimantan Barat. (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menetapkan 10 provinsi sebagai penerima program transmigrasi dalam lima tahun ke depan. Daerah-daerah tujuan transmigrasi ini merupakan kawasan subur dan kaya sumber daya alam, namun belum dikelola dengan maksimal karena kekuarangan sumber daya manusia (SDM) yang memadai.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan, sebelum menentukan sebuah daerah menjadi kawasan transmigrasi, pihaknya terlebih dulu melakukan seleksi ketat dan analisa mendalam terkait aspek potensi daerah, aspek sosial, budaya, dan aspek ekonomi.

"Transmigrasi juga menjadi sarana untuk transfer ilmu dan keahlian dari satu daerah ke daerah sehingga potensi daerah yang sebelumnya tidak dikelola dapat dikembangkan, tanpa mengurangi khasanah kekayaan lokal yang ada," katanya, Selasa, (30/6).

Banyak daerah yang berhasil maju dan berkembang karena ada program transmigrasi. Misalnya di Kalimantan Utara yang kini menjadi provinsi maju berkat program transmigrasi yang dilakukan sebelumnya.

Di Provinsi Lampung ada daerah Metro yang disebut sebagai kawasan paling maju di Lampung berkat transmigrasi. Bahkan Merauke yang menjadi wilayah transmigrasi kini dicanangkan menjadi daerah lumbung padi alias Integrated Rice Estate.

“Banyak sekali daerah yang sekarang maju dan makmur karena transmigrasi. Antara transmigran dan penduduk lokal saling mendukung dan hidup berdampingan untuk mencapai kemajuan bersama."

Namun, terang Marwan, memang ada beberapa kasus kurang harmonisnya transmigran dan penduduk lokal. Itu sebenarnya  hanya gejolak bisa diredam dengan dialog yang intensif.

“Bangsa kita punya budaya gotong royong, toleransi, dan kerukunan yang sangat kuat. Kita punya banyak suku, bangsa dan budaya tapi bisa hidup rukun."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement