REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kabupaten Sukabumi masih menggelar panen padi dari Juni hingga September 2015 mendatang. Padahal, pada bulan-bulan tersebut merupakan musim kemarau yang menyebabkan kekeringan.
"Meskipun kemarau, tapi ada lahan yang tetap panen dan tidak terpengaruh kemarau," ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi Sudrajat kepada Republika Selasa (30/6).
Kondisi ini dikarenakan masih adanya pasokan air di kawasan tersebut khususnya di utara Sukabumi. Sudrajat menuturkan, panen padi pada Juni akan berlangsung di areal sebanyak 10.025 hektar.
Sementara pada Juli seluas 24.659 hektar, Agusus 18.002 hektar, dan September 11.335 hektar. Sehingga kata Sudrajat, di Sukabumi tidak akan terjadi kekurangan pangan seperti di daerah lain. Hal tersebut disebabkan masih adanya pasokan beras dari sejumlah lumbung pertanian.
Menurut Sudrajat, di awal kemarau ini memang ada sebanyak 5.200 hektar areal pertanian yang terancam kekeringan. Namun, sebagian diantaranya telah terselamatkan dengan masuk masa panen beberapa waktu lalu.
"Pada pekan depan, kita akan salurkan 87 unit pompa air untuk membantu petani," ujar Sudrajat. Pompa tersebut merupakan bantuan dari pemerintah pusat.
Bantuan ini lanjut Sudrajat, khususnya untuk daerah yang masih tersedia sumber air. Pasalnya, pompa air akan efektif bila terdapat sumber air yang berada dekat dengan areal persawahan petani.
Bupati Sukabumi Sukmawijaya menambahkan, hingga kini belum ada laporan areal pertanian yang mengalami gagal panen akibat kekeringan. "Kekeringan sudah pasti berdampak, tapi hingga kini belum ada yang gagal panen," terang dia.