REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai bentuk dukungan kepada kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) dari pendirinya, Facebook mengeluarkan aplikasi pengubah tampilan foto profil menjadi berwarna-warni. Padahal sesungguhnya warna-warni pelangi merupakan identitas dari bendera LGBT.
Bendera ini awalnya dirancang oleh seorang seniman asal San Fransisco bernama Gilbert Baker pada tahun 1978. Ide ini muncul ketika seorang gay bernama Harvey Milk meminta Baker membuat bendera untuk gerakan dukungan hak-hak gay dalam parade kota.
Baker yang juga mahir menjahit membuatkan bendera tersebut dibantu 30 orang untuk mewarnai dan menjahit bersama. Warna pelangi dipilihnya sebagai pilihan yang jelas. Ia menyebut warna pelangi sebagai bagian dari magis alam dan keindahan.
"Kami membutuhkan sesuatu yang menyatakan kita. Pelangi benar-benar cocok itu, dalam hal: kita semua warna, dan semua jenis kelamin dan semua ras, " katanya seperti dilansir dari Time, Senin (29/6).
Bendera asli memiliki delapan garis masing-masing pink, merah, oranye, kuning, hijau, biru kehijauan, nila dan ungu akhirnya selesai dibuat.
Baker menyebut arti untuk setiap warna misalnya, jeruk diwakili penyembuhan dan pink mewakili seksualitas. Dia kemudian memproduksi lebih banyak pada salah satu perusahaan bendera di San Francisco.
Parade mengibarkan bendera pelangi di San Francisco merupakan kebanggaan setiap tahun dan segera menjadi simbol untuk acara tersebut.
Seiring waktu, bendera menjadi ikon global. Pada tahun 1986 bendera ini dirsmikan oleh Asosiasi Bendera Internasional sebagai simbol LGBT.
Desain ini bahkan juga telah diadopsi sebagai bendera resmi untuk komunitas gay dan lesbian di Kerajaan Coral Sea Islands, sekelompok kecil di pulau yang resmi dinyatakan sebagai republik pada tahun 2004.
Bakker membuat dua versi bendera pelangi. Pertama versi delapan warna, sementara yang kedua menghilangkan warna pink. Namun saat ini yang paling terkenal adalah enam garis dengan dihapusnya juga warna biru kehijauan agar memiliki garis yang sama rata.