Ahad 28 Jun 2015 19:23 WIB

Petani tak Nikmati Tingginya Harga Garam

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Maman Sudiaman
Petani Garam (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petani Garam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Boleh jadi harga garam di Kabupaten Karawang, Jabar masih sangat tinggi yakni Rp 600 per kilogram. Namun, harga bagus itu ternyata belum bisa dinikmati pata petaninya. Pasalnya, petani garam di wilayah itu baru saja mengolah garam.

Ketua Forum Komunikasi Kelompok Usaha Garam Rakyat (FK-Kugar) Kabupaten Karawang, Aep Suhardi, mengatakan, petani garam di Karawang baru beberapa pekan turun ke ladang garam. Karena, saat ini baru memasuki musim tanam untuk wilayah Karawang. Jadi, saat harga sedang tinggi, petani tak bisa menikmatinya.

"Karena, kami tak memiliki garam untuk dijual," ujar Aep, kepada Republika, Ahad (28/6).

Menurut Aep, musim tanam tahun ini masih sama seperti tahun sebelumnya. Luasan ladang garam yang digarap petani, sekitar 210 hektare. Jadi, belum ada penambahan ladang garam.

Akan tetapi, tahun ini produksi garam terus digenjot. Bahkan, targetnya harus meningkat, yakni menyapai 100 ton per hektare. Sebelumnya, hasil produksi petani ini rata-rata 60-80 ton per hektare.

Namun, ujar Aep, ketika memasuki masa panen raya, biasanya harga garam turun drastis. Jadi, petani tetap dirugikan. Karena, tak pernah menikmati harga garam yang tinggi.

"Makanya, kami meminta supaya pemerintah memberi proteksi soal harga garam. Supaya, petani tak dirugikan," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement