REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengemukakan, El Nino masih berdampak kecil untuk iklim di Indonesia. Di samping itu, mnurut Kepala Sub-Bidang Informasi BMKG Harry Tirto Djatmiko, fenomena El Nino tak bisa disamaratakan pada setiap daerah.
"Terkait El Nino, kita melihatnya hingga saat ini belum ada dampak signifikannya," kata Harry Tirto Djatmiko, Selasa (23/6), saat dihubungi.
Dia melanjutkan, suhu di sejumlah daerah mulai terasa panas memasuki paruh akhir Juni hingga Juli mendatang. Namun, Harry menegaskan kenaikan suhu udara masih di ambang batas normal lantaran musim kemarau sudah mulai terjadi di sebagian wilayah Indonesia.
El Nino adalah gejala penyimpangan iklim yang ditandai meningkatnya suhu permukaan Samudera Pasifik di sekitar khatulistiwa. Terkait suhu udara yang mulai terasa panas di sejumlah daerah, Harry mengatakan, itu tidak lantas berkaitan dengan fenomena El Nino.
"Bisa saja itu ada faktor lain. Misalkan, di Sumatera Utara. Sinabung kan lagi meletus," ujar dia.
"Fenomena El Nino tidak bisa disamaratakan setiap daerah. Jadi, dampaknya di tiap daerah berbeda," Harry menyimpulkan.