REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Lima bayi kembar yang lahir di Surabaya, Jumat (19/6), saat ini masih berjuang melewati fase kritis di dalam tabung inkubator. Dengan kondisinya yang istimewa, bayi-bayi anak pasangan Hari Saputra (32) dan Nia Rachmawati (31) itu memerlukan biaya perawatan yang tidak sedikit.
Beruntung, orangtua mereka telah mendaftarkan kelima bayinya sebagai peserta asuransi Jaminan Kesehtan Nasional dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial-Kesehatan (JKN BPJS-Kesehatan) sejak dari kandungan. Ayah kelima bayi tersebut, Hari Saputra (32) berbagi pengalaman, program JKN-BPJS menerima pendaftaran bayi dengan usia kandungan minimal enam bulan. Dengan begitu, menurut Hari, biaya perawatan kesehatan kelima bayi mereka relatif lebih ringan.
“Lima-lima-nya sudah saya daftarkan (JKN-BPJS). Syaratnya bawa hasil rontgen. Jadi nama mereka di kartu peserta ‘calon anak Nyonya Nia (sang ibu)’,” ujar Hari tersungging saat sesi jumpa pers di RSUD dr Soetomo, Selasa (23/6).
Hari menyampaikan, sejak sejumlah media memuat berita syaimbara penamaan bayi-bayi tersebut, banyak warga masyarakat yang memberikan usulkan nama. “Ada seorang Haji dari Sidoarjo, dia tidak menghubungi melalui SMS atu telepon, tapi menyerahkan daftar nama di dalam amplop, diantar langsung anaknya,” kata Hari antusias.
Hari mengaku menampung usulan-usulan yang ditawarkan masyarakat tersebut. Hari menyampaikan, kelima bayi itu sekarang sudah memiliki nama. Anak pertama yang merupakan laki-laki satu-satunya, diberi nama Rizky Ramadhan Praama.
Sementara, keempat adik perempuannya, masing-masing diberi nama Anisa Ramadhani Putri, Anindia Ramadhani Putri, Anindita Ramadhani Putri, dan si bungus Naisa Naladeva Ramadhani. “Nama anak terakhir pemberian komandan saya,” ujar Hari yang merupakan prajurit TNI Angkatan Laut.
Mendapat anugerah lima anak, menurut Hari adalah tugas yang tidak mudah. Hari bertekad berjuang sekuat tenaga untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang diperlukan bayi-bayinya agar mereka selamat. “Mereka kan saat ini sedang berjuang, jadi saya juga harus berjuang,” kata Hari.
Nia, ibu kelima bayi menganggap, kelahiran lima buah hatinya sebagai berkah di bulan Ramadhan. Nia berharap, anak-anaknya itu bisa berjuang melewati fase kritis. “Kami mohon doa kepada semuanya. Kami berterimakasih atas peliputan media, dengan begitu, semakin banyak yang mendoakan,” ujar dia.
Pasangan Hari dan Nia menikah pada 2012 silam dan menetap di Kompleks Perumahan TNI AL di kawasan Kenjeran, Surabaya. Pada 2013, mereka dikarunai anak pertama. Sayang, sang anak kemudian meninggal. Membawa rasa kehilangan itu, pasangan tersebut sangat berharap anak pengganti. Namun hingga setahun menunggu, anak yang diharapkan itu tidak kunjung datang.
Sejak itu Hari dan Nia memutuskan untuk mengikuti program kehamilan di RSUD dr Soetomo. Berbicara dalam jumpa pers, Kepala Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi Departemen Obstetri-Ginekologi RSUD dr Soetomo dr Relly Y Primariawan SpOG (KFER) mengisahkan, pasangan Hari dan Nia mengikuti program kehamilan di RSUD dr Soetomo pada Oktober 2014 silam. Sedari awal, menurut Relly, calon orangtua sudah diberi pemahaman kemungkinan memiliki bayi kembar, dan pasangan Hari-Nia menyepakati.
Meski begitu, Relly mengaku senang sekaligus was was ketika sang ibu di USG dan mengetahui janin yang dikandungnya kembar lima. “Saya sangat salut atas semangatnya (Nia), dia terus minta (proses lahiran) diundur-undur. Sampai beliau sangat lemah, dan akhirnya kita (operasi) sesar,” ujar dia.