REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Kepolisian Daerah Jawa Timur akan menurunkan 15.000 personelnya untuk pengamanan kegiatan Muktamar Nahdlatul Ulama yang akan digelar di Kabupaten Jombang, Agustus 2015. "Untuk pengamanan, kami terjunkan 15.000 anggota. Namun, nantinya masih dibantu aparat TNI," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf, Senin (23/6).
Ia mengatakan, saat ini terus dilakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk mengetahui perkembangan terbaru agenda muktamar tersebut. Hal itu dilakukan, agar saat muktamar berlangsung, petugas dapat berjaga dengan maksimal. Selain pengamanan, Kapolda juga mengatakan pengaturan lalu lintas sangat penting dilakukan, terlebih lagi saat muktamar. Terlebih lagi, mobilitas peserta muktamar dari empat pondok pesantren yang digunakan sebagai tempat tinggal peserta muktamar menuju ke titik kumpul utama, di alun-alun juga cukup tinggi.
"Kami minta perbaruan informasi setiap hari, karena yang terbanyak adalah bagaimana membuat lalu lintas nyaman," ujarnya.
Selain pengamanan jalur lalu lintas, Kapolda juga mengatakan pengamanan di pondok pesantren yang menjadi tempat tinggal peserta muktamar juga penting. Nantinya, anggota juga akan diturunkan di lokasi tersebut, untuk berjaga. Ia juga mengatakan, nantinya juga akan membuat berbagai macam strategi untuk mengatasi kemacetan arus lalu lintas, salah satunya dengan rekayasa lalu lintas. Hal itu bukan hanya dilakukan di Jombang saja, melainkan di daerah yang nantinya dimanfaatkan untuk akses jalur peserta muktamar, baik darat, laut, ataupun udara.
Ia juga berharap kegiatan muktamar bisa berlangsung dengan lancar, dan diharapkan bisa jauh dari kesan tidak bagus. Hal itu juga sesuai dengan pesan dari Gubernur Jatim, yang berharap jika agenda muktamar bisa berjalan dengan tertib. Muktamar NU ke-33 akan digelar di Kabupaten Jombang. Kegiatan itu diperkirakan akan diikuti sampai 15 ribu orang yang terdiri dari panitia, peserta muktamar, dan peserta simpatisan atau yang meramaikan.