Senin 22 Jun 2015 22:20 WIB

Hot Spot di Sumatra Capai 1.470 Titik

  Asap yang disebabkan titik api terlihat di sebuah lahan kawasan Riau, Rabu (17/9).  (Antara/Wahyu Putro)
Asap yang disebabkan titik api terlihat di sebuah lahan kawasan Riau, Rabu (17/9). (Antara/Wahyu Putro)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Berdasarkan pantauan Satelit NOAA-18, total hot spot sejak 1 Januari- 16 Juni 2015 di Sumatera tercatat sebanyak 1.470 titik, dan sebanyak 621 titik terdapat di Provinsi Riau.

"Sebanyak seribuan titik hot spot itu, maka kondisi hotspot sejak beberapa hari lalu dan diprediksi kondisi atmosfir untuk wilayah Sumatera pada umumnya dan Riau khususnya diperkirakan akan kering," kata Plt Gubernur Provinsi dalam keterangannya pada wartawan di Pekanbaru, Senin (22/6).

Ia mengatakan itu di sela peluncuran penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan untuk siaga darurat Karhutla Provinsi Riau tahap II.

Menurut dia, kondisi cuaca yang diperkirakan kering memicu akan bertambahnya hot spot sehingga Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hujan Buatan - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan operasi TMC.

TMC dikenal hujan buatan itu, perlu dilakukan dalam upaya siaga darurat kebakaran hutan dan lahan untuk mengoptimalkan potensi awan menjadi hujan.

Secara regulasi peranan TMC untuk mitigasi bencana kebakaran lahan dan hutan telah tertuang dalam instruksi Presiden Republik Indonesia no. 16 tahun 2011 tentang peningkatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, Presiden RI memberikan instruksi kepada Menteri Riset dan Teknologi untuk melakukan koordinasi dalam pemberian bantuan penanganan kebakaran hutan dan lahan dengan menggunakan teknologi hujan buatan.

"Operasi ini akan didukung oleh 1 unit pesawat jenis CN-295 milik TNI-AU pesawat ini dilengkapi dengan Artemis CN-295 yaitu konsul untuk penempatan dan pelepasan bahan semai pada pesawat CN-295 dengan kapasitas empat ton," katanya.

Sedangkan UPT hujan buatan juga bekerjasama dengan BMKG untuk memanfaatkan data radar cuaca stasiun meteorologi Pekanbaru.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement