REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, Saptono R Irianto mengungkapkan, saat ini pihaknya sedang fokus membangun pelabuhan lain sebagai salah satu kontribusi untuk mewujudkan program pemerintah di bidang kemaritiman. Karena selama ini, Pelindo II dianggap hanya fokus pada Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.
"Reformasi logistik kemaritiman ini perlu segera ada tindakan yang nyata untuk mendukung terlaksananya program pemerintah," ujar Saptono di Jakarta, Sabtu (20/6). Karena, tambahnya, sektor maritim Indonesia sudah jauh tertinggal di bawah negara-negara ASEAN lain.
Berdasarkan data World Shiping Council 2013, Pelabuhan Tanjung Priok menempati uruatan ke-22, di bawah Malaysia dan Singapura. Dan dalam menghadapi pasar bebas, lanjut Saptono menjelaskan, Indonesia harus menyikapi hal itu dengan cerdas agar tidak kehilangan peluang dan pasar.
Oleh karena itu, Ia menghendaki adanya peningkatan service level. "Jika itu terjadi, peran pelabuhan akan memberikan kontribusi signifikan sebesar 0,31 persen terhadap GDP Indonesia. Dengan catatan, semua pihak harus bekerja sama dan menghilangkan ego sektoralnya," ucap Saptono.
Dan terkait dwelling time yang menjadi sorotan setelah Presiden Joko Widodo melakukan inspeksi mendadak ke Tanjung Priok, Saptono menerangkan proses bongkar muat setidaknya melibatkan enam instansi terkait. Dan untuk mempercepat proses dwelling time, Ia menilai harus ada koordinasi antar lembaga yang berkaitan dengan kegiatan ekspor atau impor barang, serta pelayanan di pelabuhan.