Rabu 17 Jun 2015 07:46 WIB

BUMN Bangun Pusat Data di Singapura, Sama Saja Bunuh Diri

Rep: C32/ Red: Erik Purnama Putra
Pakar komunikasi dan teknologi, Pratama Persadha.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Pakar komunikasi dan teknologi, Pratama Persadha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno membangun pusat data di Singapura sama saja seperti bunuh diri.Pakar teknologi dan komunikasi Pratama Persadha menilai, langkah itu bisa membuka peluang untuk tidak terkontrolnya akses ke pusat ata.

"Jika akses itu terbuka begitu saja, nanti siapa saja bisa melakukan apapun terhadap isi server atau jaringan tersebut," kata Pratama dalam siaran pers kepada ROL, Rabu (17/6).

DIa menambahkan, banyak yang bisa dilakukan teehadap server jika dibangun di Singapura itu. Pratama menjelaskan, bisa mulai dari pencurian data, monitoring lalu lintas data, pengopian data server, bahkan dengan mudah bisa melakukan peerusakan terhadap semua data dan sistem jaringan.

Selain itu menurutnya, langkah yang diambil Rini untuk mewujudkan e-Goverment bisa membahayakan kedaulatan NKRI. "Kebijakan membangun pusat data pemerintah di Singapura ini tak kalah bahaya seperti saat Indosat dijual dahulu," ujar ketua Lembaga Riset Keamanan Cyber CISSReC tersebut.

Terkait dengan hal tersebut, ia menilai, pusat data pemerintah memegang peran yang sangat vital. Terlebih, kata dia, digitalisasi yang dilakukan lewat program e-goverment membuat segala macam data dan sistem mulai terintegrasi dan tidak terlindungi.

Sebelumnya, anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu menyatakan keberatanya atas rencana menteri BUMN tersebut. Langkah tersebut dianggap sebagai findalan yang dianggap berbahaya jika membangun pusat data pemerintah di Singapura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement