Senin 15 Jun 2015 21:16 WIB

Ahok Akui Program Jakarta Smart City Belum Sukses

Rep: c11/ Red: Dwi Murdaningsih
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengakui program Jakarta Smart City milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI belum berjalan sukses. "Memang belum berjalan sukses, karena RT/RW belum mau berpartisipasi," kata Ahok sapaan akrab Basuki di Balai Kota Jakarta, Senin (15/6).

Dia mengatakan program Jakarta Smart City memang dibutuhkan keterlibatan dari seluruh Dinas di Jakarta. Bahkan sampai ke tingkat RT/RW. Adanya aplikasi ini sebelumnya dapat digunakan aparat Pemprov DKI untuk merespon cepat segala keluhan warga DKI. Melalui Smart City juga Ahok dapat memantau sejumlah lingkungan DKI, apabila terdapat sampah menumpuk pun, Ahok dengan segera dapat memerintahkan kepada bawahannya.

"CCTV yang canggih kita pasang. Gambar bisa kita lihat jelas, nah ini masjidya gak bersih. Makanya saya bisa cek di Smart City, saya langsung tahu siapa nama petugas yang ngurus bagian kali ini, nomor HPnya berapa," papar Basuki.

Adapun program ini memiliki dua aplikasi, diantaranya Qlue dan Cepat Respons Opini Publik (CROP). Aplikasi Qlue dapat digunakan oleh warga DKI, aplikasi ini dapat diunduh oleh warga bila menggunakan telepon genggam berbasis andoroid. Untuk kegunaan aplikasi Qlue dapat memudahkan komunikasi antara warga dengan Pemprov DKI. Yakni warga dapat memberitahukan keluhannya mengenai DKI sehingga bisa ditanggapi dengan cepat. Pengaduan dapat disampaikan dapat berupa tulisan maupun foto kejadian di lapangan.

Sedangkan CROP hanya digunakan oleh aparat Pemprov DKI. Disinilah para aparat Pemprov dapat melihat keluhan dari warga DKI. Baik Lurah dan Camat diwajibkan untuk memiliki apikasi CROP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement