REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Tujuh orang santri Pondok Pesantren Ihya Assunah, Tasikmalaya, Jawa Barat tergulung ombak Parangtritis (Paris) di Kabupaten Bantul, DIY, Senin (15/6). Seorang diantaranya, Akbar Putra (18) tewas dan enam orang berhasil diselamatkan Tim Search and Rescue (SAR) Parangtritis.
Kecelakaan laut di Pantai Parangtritis ini berawal ketika rombongan santri Pondok Pesantren Ihya Assunah, Tasikmalaya menuju Pantai Parangtritis sekitar pukul 15.00.
Korban bersama anggota rombongan langsung menuju pantai dan bermain air laut.
Gelombang pasang datang dan menyerat tujuh santri ke tengah laut. "Tiba-tiba gelombang pasang datang saat rombongan bermain di pantai. Tujuh orang terseret masuk ke dalam palung," kata Muhammad Arif, anggota SAR Pantai Parangtritis, Senin (15/6).
Kata Arif, melihat ada tujuh wisatawan yang tergulung gelombang, petugas SAR langsung memberikan pertolongan. Namun, karena sulitnya medan, maka SAR hanya bisa menyelamat tiga orang dan dibawa ke posko SAR. "Tahap pertama tiga orang berhasil diselamatkan," ujar Arif.
Sedang empat lainnya masuk kedalam palung. Namun, setelah 15 menit tubuh mereka kembali terapung dan langsung diselamatkan Tim SAR. "Sayang dari empat korban yang diselamatkan satu orang sudah meninggal dunia dan tiga lainnya dalam kondisi lemas, namun masih selamat," jelas Arif.
Keenam santri yang selamat saat ini mendapatkan perawatan intensif dari medis dari Puskesmas Kretek.