REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) ikut dalam bursa calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Saat ini tiga nama yang diajukan Polri ke Tim Pansel yaitu Kapolda Papua, Irjen Yotje Mendeh lalu adaIrjen Syahrul Mamma yang saat ini bertugas di Kementerian Hukum dan HAM, dan Irjen Purn Benny Mamoto, bertugas di Badan Narkotika Nasional (BNN).
"Tapi tidak menutup kemungkinan ada beberapa purnawirawan yang nanti masuk. Tapi dari Kapolri tiga itu," ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Anton Charliyan, di Mabes Polri, Senin (15/6).
Anton mengaku rekam jejak ketiga nama tersebut sudah jelas. Ketiganya merupakan perwira tinggi terbaik di lingkungan korp bhayangkara. Anton juga menyebut nama yang diajukan Kapolri merupakan pakar reserse. Sehingga komitmen dan mental sudah tidak diragukan lagi.
Pakar reserse, lanjutnya, sudah memiliki kemampuan penyidikan yang mumpuni. Menjadi penyidik menurutnya tidak mudah. Karena itu, Polri akan memberikan kemampuan yang terbaik terhadap lembaga antirasuah tersebut.
Anton juga mempertanyakan apakah persyaratan menjadi calon pimpinan KPK tidak bisa dari institusi. Polri, kata Anton, menyerahkan semuanya kepada Tim Pansel. "Kalau memang benar dengan hati, dengan hati terbuka, kami akan mengundurkan diri. Tapi saya ingin tahu dipasal mana institusi tidak boleh," ungkapnya.
Karena itu, Anton meminta agar tidak subyektif jika polri mengikutkan anggotanya masuk kedalam jajaran pimpinan KPK. Anton menegaskan, jika anggota polri bekerja untuk KPK akan memiliki komitmen tinggi. Misalnya, Novel Baswedan, yang disebut penyidik terbaik KPK berasal dari Kepolisian.