REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDIP menegaskan Surabaya merupakan tempat kelahiran Proklamator Kemerdekaan sekaligus Presiden Pertama Indonesia, Sukarno. Bahkan, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menyatakan mereka memiliki program pelurusan sejarah.
"Kan ada upaya-upaya yang dulu dibuat kabur dari seluruh kajian yang ada Sukarno lahir di Surabaya sendiri, bahkan kita pernah menegok bangunan itu sendiri," kata Hasto di Kantor Sekretariat Taruna Merah Putih, Jalan Teuku Cik Ditiro, Jakarta, Jumat (5/6).
Hal tersebut dikatakan Hasto ketika mengomentari pidato dari Presiden Joko Widodo, saat menyambut hari kelahiran Pancasila. Saat itu Presiden Jokowi menyebutkan kota kelahiran sang proklamator tersebut adalah di Blitar, sehingga menjadi perbincangan publik, terutama di media sosial.
"Ya itu tidak perlu dibesar-besarkan, justru itu mengingatkan bahwa begitu banyak pembelokan sejarah di Indonesia. Ini proyek desoekarnoisasi yang berlangsung lebih dari 30 tahun disitu, sehingga menciptakan kekaburan terhadap sejarah bung karno itu sendiri," ucapnya.
Lebih lanjut, Hasto menilai dengan kejadian itu hingga menimbulkan berbagai komentar masyarakat di dunia maya tersebut, adalah bukti dari kepedulian masyarakat pada Sukarno. "Intinya ini adalah getaran dari rakyat Indonesia untuk menjadikan bung Karno menjadi bapak bangsa menguat. Bung Karno tak bisa dilepaskan dari rakyat Indonesia," ujarnya.
Menurut Hasto, pelurusan sejarah tersebut adalah pekerjaan rumah bangsa Indonesia agar ditulis serta dipublikasikan secara benar dan tidak ditentukan oleh penguasa. "Ini menjadi PR kita bahwa sejarah tidak ditentukan oleh penguasa. Jadi terkait pidato Pak Presiden justru memotivasi kita bahwa bayak pekerjaan rumah untuk meluruskan sejarah Indonesia," ucap dia.