Kamis 04 Jun 2015 20:27 WIB

Pakar: Jokowi Perlu Didukung Ahli Media Sosial

Rep: C36/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Jokowi.
Foto: Antara
Presiden Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Komuniasi Politik, Deddy Mulyana mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) perlu menunjuk ahli media sosial (medsos). Ahli itu dibutuhkan untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat, khususnya netizen terhadap citra Jokowi.

"Selain banyak dicibir oleh netizen karena salah sebut informasi, Presiden juga banyak dijadikan objek meme. Dari sekian banyak meme yang ada, Presiden banyak dijadikan bahan lelucon. Semestinya Presiden perlu didampingi ahli medsos untuk mengontrol citranya di media sosial," ujarnya saat dihubungi ROL, Kamis (4/6).

Nantinya, ahli medsos disarankan bergabung dengan tim komunikasi khusus presiden. Fungsi utama ahli medsos adalah mengamati pergerakan isu kredibilitas Jokowi di media sosial.

"Pengamatan bisa dijadikan masukan untuk menentukan komunikasi publik Jokowi. Presiden harus sadar bahwa pemerintahannya berada di era media baru," katanya.

Ia menambahkan, sekecil apa pun kelebihan dan kekurangan yang dibuat Jokowi selalu berpeluang menjadi pembahasan netizen.

"Dalam ranah media baru, kecepatan reaksi publik begitu tinggi. Reaksi cepat publik diharapkan bisa mendorong perbaikan pola komunikasi Presiden Jokowi," jelasnya.

Seperti diketahui, dalam pidato di Blitar Senin (1/6) lalu, Presiden Jokowi menyebut  Proklamator Soekarno lahir di Blitar. Secara umum, publik memahami Soekarno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901.

Akibat pidato itu, Presiden mendapat cibiran dari para netizen. Sebagian dari mereka langsung mengoreksi kesalahan itu. Beberapa netizen lain menyarankan agar ke depannya Presiden lebih tertib dalam menulis naskah pidato.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement