Kamis 04 Jun 2015 07:12 WIB

Menteri Jonan Mengaku Sempat Disepelekan di KAI

Rep: Andi Nurroni/ Red: Ilham
Menhub Ignasius Jonan
Foto: antara
Menhub Ignasius Jonan

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengaku banyak disepelekan dan diragukan kemampuannya ketika menerima tugas memimpin PT KAI pada 2009 silam. Hal itu terjadi karena Jonan hanya berijazah bidang akuntansi dan tak punya pengalaman mengurusi pekerjaan berbau teknik, seperti transportasi.  

"Saya ditanya, apa akuntan ngerti bidang teknik?" ujar Jonan ketika menjadi pembicara kunci dalam seminar internasional akuntansi di Surabaya, Rabu (3/6).

Berbekal kesabaran dan kerja keras, menurut Jonan, akhirnya ia bisa membuktikan kinerjanya dalam mempernaiki tata transportasi kereta api di tanah air. "Setelah saya pergi (selesai) dari KAI, bisa dibilang, kereta api oke lah perkembangannya," kata dia.

Jonan mengaku puas telah mencatatkan pencapaian sebagai Dirut PT KAI paling lama sepanjang sejarah Indonesia. Menurut dia, sejak pimpinan PT KAI pertama, Ir. Djuanda, direktur PT KAI tidak pernah melewatkan masa jabatan lebih dari tiga tahun karena berbagai persoalan, seperti kecelakaan besar dan lain sebagainya.

Jonan sendiri tercatat menjabat Dirut PT KAI selama enam tahun. Ia meletakan jabatan tersebut setelah ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Perhubungan.

Mengemban jabatan sebagai Menteri Perhubungan, rakyat Indonesia menaruh harapan besar kepada Jonan untuk meningkatkan kualitas seluruh moda transportasi di Indonesia. Pria 51 tahun lulusan Jurusan Akuntansi Universitas Airlangga itu memasang sejumlah target.

Salah satu target terpenting adalah mengefisienkan indeks transportasi agar biaya angkut logistik semakin murah dan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi. "Sekarang biaya angkut logstik 20-25 persen (biaya produksi). Kita targetkan, ke depan di bawah 15 persen," ujar sang Menteri.

Di hadapan peserta seminar yang merupakan para akuntan, Jonan menyampaikan, para akuntan sangat dibutuhkan dalam pemerintahan untuk mendukung terciptanya tata kelola pemerintahan yang akuntabel. Dia bahkan sesumbar ada tiga menteri berlatar belakang akuntan saat ini. Dua lainnya adalah Menteri ESDM Sudirman Said dan Menristek Dikti Muhammad Nasir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement