REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Ketua Komisi Penanganan AIDS (KPA) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, dr Ummi Kalsum, mengatakan petugas medis termasuk salah satu profesi yang rentan tertular virus HIV/AIDS.
"Kerentanan itu terjadi ketika mereka tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti yang sudah ditetapkan sebagai standar prosedur ketika menangani pasien," katanya di Sawahlunto, Rabu (3/6).
Ia menyebutkan, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak seluruhnya bisa dilihat dari kondisi fisiknya. Sebab, gejala dan tanda-tanda yang diperlihatkan berbeda, sesuai tingkat stadium penderitanya.
Dicontohkannya, para dokter atau bidan yang menangani pasien melahirkan, mereka diwajibkan untuk menggunakan sarung tangan dan kelengkapan lainnya.
Karena dalam sebuah proses kelahiran tentu banyak mengeluarkan darah, sementara salah satu media penularan virus mematikan tersebut adalah terjadinya kontak dengan darah ODHA.
"Ketika darah tersebut mengenai daerah kulit yang terbuka, seperti bekas luka yang belum kering, maka virus HIV dapat menulari mereka tanpa disadari," jelasnya.
Untuk itu, lanjutnya, prinsip kehati-hatian dalam menangani pasien perlu diterapkan. Disamping sebagai langkah memaksimalkan layanan medis hal itu juga dibutuhka untuk menjaga petugas medis, agar tidak terjangkit virus dari pasien yang sedang diberikan penanganan medis.
Terkait penyebaran HIV/AIDS di Sawahlunto, sampai 2014 mereka sudah menangani 11 kasus orang terduga pengidap virus tersebut. "Dari 11 kasus yang ditangani, empat orang tercatat sudah meninggal," katanya.
Menurutnya, penanganan yang diberikan pihaknya kepada para terduga pengidap HIV/AIDS, berupa pengobatan untuk meningkatkan kualitas hidup si penderita.
Meskipun saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit yang menyerang sistim pertahanan tubuh manusia itu, katanya, dengan obat-obatan yang ada saat ini terbukti mampu memperpanjang harapan hidup bagi para pengidap penyakit tersebut.
Disamping itu, lanjutnya, dengan melakukan penyuluhan bagi mereka, setidaknya mampu meredam penyebarannya di tengah masyarakat dengan memberikan kesadaran dan dukungan moral bagi penderita untuk ikut menjaga keluarga dan lingkungannya tidak ikut tertular.
Mereka mengimbau, bagi yang masyarakat yang mengetahui informasi ada anggota keluarganya atau orang dilingkungan sekitar yang diduga terkena virus HIV/AIDS atau berpotensi terkena, agar segera melaporkan ke pihaknya atau tempat layanan kesehatan terdekat. Karena orang yang terkena virus ini dari kondisi fisiknya terlihat sehat dan mereka merasa sehat dan tidak ada gejala khas yang mengiringinya saat baru terkena, untuk itu dibutuhkan pendekatan dan pengakuan dari pengidapnya.
"Biasanya yang paling rentan terkena adalah orang-orang yang memiliki kecenderungan berhubungan seks dengan bergonta-ganti pasangan, prilaku seks menyimpang, serta pengguna narkoba dengan memakai jarum suntik secara bergantian," kata dia.