Rabu 03 Jun 2015 14:37 WIB

Pengemudi Bajaj Gas Akui Butuh Pelatihan Mekanik

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Hazliansyah
Sopir bajaj gas nomor 20, Sudarso (45), sedang mengantar para wartawan untuk meliput kegiatan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Kota Bandung. Karena menjalankan tugasnya, Sudarso harus ikhlas kehilangan momentum kelahiran anak keduanya di Ku
Foto: Republika
Sopir bajaj gas nomor 20, Sudarso (45), sedang mengantar para wartawan untuk meliput kegiatan peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Kota Bandung. Karena menjalankan tugasnya, Sudarso harus ikhlas kehilangan momentum kelahiran anak keduanya di Ku

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Komunitas Bajaj Gas (Kobagas) Alras S mengatakan pihaknya senang mendapat pelatihan mekanik dari Perusahaan Gas Negara (PGN). Menurutnya pelatihan yang diberikan kepada para pengemudi bajaj ini sangat dibutuhkan dan jarang ada.

"Kami dua hari diberi pelatihan mekanik untuk membetulkan kerusakan ringan pada bajaj. Hari pertama diajarkan teori dan pengenalan mesin bajaj," kata Alras dalam acara Pelatihan Mekanik untuk Pengemudi Bajaj Gas dalam Rangka HUT PGN ke-50 di Waduk Pluit, Jakarta, Rabu, (3/6).

Kemudian, ujar dia, pihaknya mendapat materi cara membuka mesin. Melakukan perbaikan mesin yang mengalami rusak ringan.

"Jadi kalau misal mesin bajaj tiba-tiba mogok di jalan, nanti bisa diperbaiki sendiri. Apalagi tidak semua bengkel bisa memperbaiki kerusakan pada bajaj," kata dia.

Selain diberi pelatihan, Alras dan teman-temannya sebenarnya berharap PGN melalui CSRnya bisa memberi pinjaman lunak agar mereka bisa memiliki bajaj secara kredit.

"Selama ini kami masih menarik bajaj orang lain, ingin punya bajaj sendiri nanti," ujar dia berharap.

Menurutnya, sampai saat ini kebanyakan pengemudi bajaj mengemudikan bajaj milik orang lain.

"Saya lihat belum ada satupun milik sendiri sebab harga bajaj itu mahal bisa sampai Rp 100 juta," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement