REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bagi anak-anak, berkunjung ke kantor Harian Republika membuka cara pandang baru dalam memahami proses kerja media cetak. Bahkan, ada yang tertarik ingin menjadi wartawan suatu saat nanti.
Siswi asal Depok, Aisyah Tsabita, mengaku sangat senang bisa berkunjung ke Harian Republika. Pasalnya, siswi kelas VI SDIT Al Muqorrobin ini menyukai dunia tulis-menulis. Ia pun senang menyimak berita di televisi.
"Selain bisa mengetahui proses penulisan berita sejak awal hingga dicetak di koran, pengalaman hari ini membuat saya tertarik menjadi wartawan. Memang belum sepenuhnya bercita-cita jadi wartawan, sebab saya juga punya keinginan jadi dokter anak. Tapi pengalaman hari ini sangat berguna," ujarnya kepada ROL, Senin (1/6).
Lain lagi pendapat Shearen Zellweger, yang mengaku kaget dengan lingkungan kerja wartawan. Sebelumnya, dia berpikir fasilitas yang dipakai wartawan minim. Setelah melihat langsung, ia pun terkesima.
"Aku kaget deh. Kirain di katornya, wartawan itu dikasih computer butut. Ternyata komputernya canggih banget ya. Terus, aku pikir kantornya panas dan tidak pakai AC, ternyata dingin dan bagus. Terimakasih sudah memberi banyak ilmu hari ini," ujar siswa kelas VI ini.
Sementara Aisyah Sahida Razani heran saat melihat dummy Harian Republika sebelum dicetak. "Ternyata, sebelum dicetak seukuran Koran, halamannya dicetak kecil-kecil dulu ya ! Mungkin biar memudahkan redaksi untuk mengurut-urutkan halaman sesuai cerita," kata siswi asal Bogor ini.
Guru-guru yang menjadi pendamping acara pun terlihat antusias mengikuti Bajak Media. Menurut guru sekaligus staf administrasi Azhari Islamic School Cilandak, Nur Arvis, kegiatan pada Senin pagi memberi manfaat positif bagi anak. "Acaranya bagus dan menarik untuk memperkenalkan dunia jurnalistik sejak dini pada anak," katanya.