Ahad 31 May 2015 21:22 WIB

Kawasan Eks Lokalisasi Dolly Jadi Pusat Akik

Rep: Andi Nurroni/ Red: Ilham
Anggota ormas islam menggelar aksi mendukung penutupan lokalisasi dolly, di depan gedung Negara Grahadi,Jalan Gubernur Suryo,Surabaya,Jawa Timur,Rabu(18/6).
Anggota ormas islam menggelar aksi mendukung penutupan lokalisasi dolly, di depan gedung Negara Grahadi,Jalan Gubernur Suryo,Surabaya,Jawa Timur,Rabu(18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bekas kawasan lokalisasi Dolly di Kelurahan Putatjaya, Surabaya, akan dijadikan sentra perdagangan batu akik. Gagasan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tersebut tidak akan lama lagi direalisasikan.

“Rencananya Agustus nanti. Kami sudah mengirim beberapa warga di sana untuk belajar soal batu akik ke Pacitan dan Kalimantan,” ujar Risma, panggilan sang Wali Kota, ketika menandatangi kerjasama jaringan lintas kota bersama Pemkot Palu di Balai Kota Surabaya, Ahad (31/5).

Pembukaan sentra perdagangan akik di bekas kawasan Dolly diharapkan bisa meningkatkan ekonomi warga setempat. Kebetulan, bisnis akik tengah booming. Surabaya yang dahulu sempat terkenal karena situs-situs lokalisasinya, menurut Risma, hari ini terus berbenah.

Risma melaporkan, setelah penutupan enam lokalisasi, kehidupan warga di sekitar yang dulunya mendapat stigma buruk, kini telah berubah. “Di Dupak, warganya sudah bisa ekspor produk kerajinan. Sementara di Dolly, warganya juga sudah gerak. Sudah banyak warga yang berhasil dan ikut pameran UKM,” ujar Risma.

Keberhasilan Pemerintah Kota Surabaya menata tak pelak menjadi daya tarik pemerintahan kota atau kabupaten lain untuk menjadikan Kota Pahlawan sebagai rujukan pembangunan. Terbaru, Pemkot Palu menggandeng Pemkot Surabaya dalam program kerjasama lintas kota.

Wali Kota Risma mengaku senang bisa bekerjasama dan berbagi dengan pemerintah daerah lain. Sementara Wali Kota Palu, Rusdi Mastura menyampaikan, pihaknya senang bisa belajar dari Surabaya. Diceritakan Rudi, dia tahu persis bagaimana perkembangan Surabaya dari dulu hingga sekarang.

“Saya dulu kuliah di Jakarta dan seringkali mampir ke Surabaya sehingga saya tahu persis bagaimana dulunya Surabaya. Karena itu, kami senang bisa belajar dari Surabaya,” ujar Rudi.

Rudi menyampaikan, kondisi Palu saat ini tengah berkembang cukup pesat. Sebagai indikator, menurut Rudi, pertumbuhan ekonomi terus naik. Sementara angka pengangguran terus menurun dari tahun ke tahun. “Mudah-mudahan, Palu bisa mengikuti Surabaya menjadi kota yang maju dan nyaman ditinggali warganya,” kata dia.

Di akhir penandatanganan kesepakatan bersama tersebut, kedua kepala daerah bertukar cindera mata. Menariknya, Wali Kota Palu memberikan kenang-kenangan berupa batu mulia kepada Wali Kota Tri Rismaharini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement