Sabtu 30 May 2015 18:30 WIB

Terindikasi Ada Pelajar Terjerumus Prostitusi Online di Cianjur

Prostitusi Online.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Prostitusi Online. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Cianjur, Jabar, menduga adanya praktek prositusi melalui dunia maya di wilayah tersebut, dimana sejumlah pelajar wanita sebagai pekerjanya.

"Indikasi tersebut, terungkap setelah adanya laporan orang tua pada kami. Laporan tersebut masuk dari orang tua yang mendapati anaknya terjerumus jaringan prostitusi berjaring. Kami masih terus memperdalam laporan ini," kata Kepala Bidang Advokasi dan Penanganan Kasus P2TP2A Cianjur Lidya Indayani Umar, di Cianjur, Ahad (30/5).

Dia menuturkan, berdasarkan laporan orang tua tersebut, pertamakali menemukan satu group dalam telepon pintar yang berisi perempuan cantik dan seksi, sebaya dengan anaknya, dimana dalam group tersebut terdapat akun pria yang diduga koordinator.

"Bahasa yang mereka gunakan dalam group tersebut bahasa gaul yang tidak dimengerti orang tua. Namun ada beberapa pesan dalam group yang mengkhawatirkan, dimana anggota group diminta mencari adik-adiknya yang masih perawan. Sehingga kami meminta orang tua yang melapor mengumpulkan bukti sebanyak-banyaknya," kata Lidya.

Kecurigaan orang tua anaknya masuk jaringan tersebut, terlihat dari perubahan tingkah laku, penampilan dan kerap membawa baju ganti saat berangkat ke sekolah. Pulang sekolah sering terlambat dan beberapa waktu lalu, setiap pulang membawa sepeda motor yang dalihnya milik temannya.

"Sepeda motor ini, diberikan tidak hanya pada anaknya namun pada teman-temannya yang tergabung dalam grup yang sama. Bahkan para pelajar tersebut, menyatakan pada orangtua tidak perlu lagi memikirkan biaya hidupnya, termasuk biaya untuk adiknya," katanya.

Dia menambahkan, prostitusi yang diduga melibatkan pelajar ini diakui sejumlah guru saat menggelar sosialisasi ke sekolah-sekolah, dimana guru mengkhawatirkan banyaknya siswi yang diperbolehkan tinggal di kos, dimana potensi tersebut rawan terjadi.

"Kekhawatiran itu, cukup terbukti ketika kami ikut dalam razia kosan-kosan pelajar, dimana menemukan celana pendek, rokok, kondom. Kosan tersebut milik siswi SMP," katanya.

Sementara itu, Kapolres Cianjur, AKBP Asep Guntur Rahayu, mengatakan, pihaknya menduga adanya indikasi prostitusi dalam jaringan di Cianjur, namun menurut dia hal tersebut bukan termasuk pada prostitusi online melainkan melalui pesan singkat dan percakapan ponsel.

"Sejauh ini belum ditemukan tapi mungkin bukan online, tapi sms ke sms dan bbm ke bbm, tapi belum beriklan ke media sosial. Namun kami masih mengumpulkan informasi dan melakukan penyelidikan mengenai praktik tersebut, dugaan sementara, protitusi tersebut tidak dilakukan perorangan melainkan berjaring," katanya.

Pihaknya mengimbau masyarakat untuk ikut serta memberikan informasi terkait jaringan tersebut, agar pihaknya dengan cepat mengali apakah ada mata rantainya atau Cianjur hanya sebagai pengirim pekerja seks.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement