REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumater Barat, Irwan Prayitno membantah adanya unsur Yahudi dalam ornamen segi enam di Masjid Raya Sumbar.
"Tidak ada, itu hanya pendapat orang berdasarkan asumsi sendiri," katanya, Jumat (30/5).
Irwan menjelaskan, desain masjid itu pada 2009 dibahas bersama sejumlah tokoh masyarakat di antaranya Ketua MUI Syamsul Bachri, dan Ketua LKAAM Sumbar Sayuti Datuk Rajo Penghulu.
"Beliau berdua menjelaskan tidak ada persoalan dalam desain Masjid Raya Sumbar karena setiap lambang ada falsafahnya," katanya.
Ia berharap, penjelasan kedua tokoh itu bisa meredam perbincangan tidak benar yang beredar di tengah masyarakat. "Jangan kita berdebat menghabiskan energi tentang hal yang tidak perlu," katanya.
Ketua MUI Sumbar, Syamsul Bachri Khatip usai tabligh akbar di Masjid Raya Sumbar mengatakan, desain ornamen tersebut dibahas oleh berbagai pihak tahun 2009.
Menurutnya, ornamen segi enam yang dipermasalahkan itu adalah rukun iman. Segi enam itu menjadi dasar bagi segi tiga yang mengitari sebagai lambang tungku tigo sajarangan, tali tigo sapilin (ulama, ninik mamak, cadiak pandai).
Ia melanjutkan, rukun iman (segi enam) tersebut menjadi dasar dan ruh mewarnai adat budaya Minang. Sementara Ketua LKAAM Sumbar, M Sayuti Dt Rajo Pangulu mengatakan, selain lambang itu, juga ada segi empat yang melambangkan Tahu Di Nan Ampek.
Kemudian ada pula gambar rea atau tempat Al Quran sebagai lambang majelis ilmu. Sebelumnya, beredar pandangan bahwa di dalam desain Masjid raya Sumbar tersembunyi lambang bintang segi enam yang berkorelasi dengan Yahudi. Pendapat yang berkembang di media sosial itu, mulai meresahkan masyarakat.