Rabu 27 May 2015 13:24 WIB

Industri Senapan Angin Cipacing Kembali Menggeliat

Rep: mj05/ Red: Agus Yulianto
Industri senapan angin.
Foto: Antara//Arief Priyono
Industri senapan angin.

REPUBLIKA.CO.ID, JATINANGOR -- Cipacing masih kental dengan imej senjata angin rakitan. Memang terdapat banyak pengrajin senapan angin di daerah itu. Pasarnya pun semakin meluas dari Sumatera hingga Papua.

Mulai berjaya di era 1990-an, home Industry ini sempat tersendat ketika Indonesia digulung krisis moneter pada 1997. Namun, bisnis ini perlahan kembali bangkit. Sejak beberapa tahun belakangan, para pebisnis senapan angin ini mulai kembali. Pembeli mulai kembali ramai berdatangan.

Asep (28), salah satu pemilik toko senapan angin mengaku, pembeli dari berbagai daerah datang untuk membeli senapan angin di Cipacing. Kebanyakan pembeli berasal dari luar pulau Jawa. Kebanyakan berasal dari Sumatra, Kalimantan, dan Papua.

“Kalau yang dekat, paling dari Jakarta. Kebanyakan itu dari Sumatra atau Kalimantan. Ada juga yang dari Papua. Kan kalau di Sumatra itu biasanya masih digunakan untuk jaga ternak, atau mengusir hama babi hutan, bukan hanya untuk olahraga seperti di sini,” ungkap Asep, Namun untuk pembeli yang dari Sunda atau Jawa Barat, malah jarang,”

Asep mengatakan, produk jualannya sebagian besar berasal dirakit di Cipacing, karena memang banyak pengrajin senjata angin di tempat tersebut. Sebagian lagi, merupakan pabrikan yang sengaja didatangkan tokonya untuk memenuhi pesanan.

“Sebagian rakit di sini (Cipacing –red). Terutama yang jenis-jenis PCP, biasanya rakit sendiri. Nah kalau yang jenis pompa atau gas, biasanya kami ambil pabrikan,” ujar Asep.

PCP sendiri merupakan kepanjangan dari Pre-Charged Pneumatic. Senjata angin ini menggunakan energi yang bersumber dari udara (gas yang kita hirup sehari-hari yang terdiri dari berbagai macam gas bukan O2 murni) yang sudah dimampatkan terlebih dulu ke dalam tabung yang biasanya sudah terintegrasi dengan senjata (senapan maupun pistol) dan ditujukan agar bisa digunakan untuk beberapa kali penembakan.

Pembeli, menurut Asep, lebih banyak yang mencari PCP. PCP adalah senapan mesin yang paling diminati karena lebih simpel dalam penggunaanya. “Kalau yang lain kan sedikit rumit, apalagi pompa. Nah kalau PCP itu lebih simpel, makanya lebih banyak yang beli PCP,” ujarnya

Begitu pula pedagang lainnya Riki (23). Kata dia, kebanyakan pembeli senapan anginnya berasal dari Sumatera dan Kalimantan.

Untuk pasokan produk senapan anginnya sendiri,  sebagian besar senapan merupakan produk rakitan Cipacing. Sementara sisanya adalah pabrikan yang sengaja didatangkan dari Surabaya dan Kediri.

“Sekitar 60:40 lah. 60 buatan pengrajin lokal di Cipacing, sementara sisanya saya datangkan dari pabrik di Jawa,” ujar Riki.

Merknya sendiri bermacam-macam, mulai dari Canon, Bramasta, hingga Benjamin.

Riki sendiri tidak mengharuskan pembelinya memiliki izin dari kepolisian. Tapi untuk senjata-senjata tertentu, tetap harus disertai izin dan surat keterangan dari pihak berwajib.

“Selama kalibernya 4,5 tidak perlu izin. Kan menurut aturan masih legal untuk diperjual belikan, kalau kalibernya diatas itu, bisa pesan di saya, tapi harus ada surat izin dari yang berwajib,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement