REPUBLIKA.CO.ID, KEMANG -- Bisnis penipuan online yang yang dijalankan oleh para WN Cina mampu meraup untung puluhan miliar rupiah. Bagaimana tidak, untuk biaya operasional mereka saja membutuhkan ratusan juta rupiah.
"Untuk rumah aja sewanya Rp 400 juta per tahun. Sedangkan untuk biaya operasional perbulan seperti makan, bir, dan kebutuhan sehari hari mencapai Rp 450 juta perbulan," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Krishna Murti, Senin (25/5).
Bagian dalam rumah sewaan juga penuh dengan elektronik mewah. Para pekerja pun mendapatkan alat telekomunikasi berupa handphone canggih.
Selain itu, para pekerja ini digaji dengan harga yang cukup fantastis. Untuk seorang operator telepon saja digaji Rp 12-15 juta rupiah. Sedangkan untuk supervisor dan eksekusi perbankan digaji hingga Rp 30-35 juta rupiah.
Jika dikalkulasikan pendapatan yang bisa diperoleh dari bisnis penipuan online tersebut bisa mencapai miliaran rupiah. Apalagi, menurut Krishna orang yang menjadi korban penipuan mereka adalah konglomerat.