Ahad 24 May 2015 22:00 WIB

'Kunci Jadi Pengusaha, Sedekah dan Berbakti kepada Orang Tua'

Ilustrasi Dialog Jumat, Sedekah Nasional  (Republika/ Tahta Aidilla).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ilustrasi Dialog Jumat, Sedekah Nasional (Republika/ Tahta Aidilla).

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPE -- Pakar otak kanan, Ippho Santosa membagikan tips bisnis kepada para tenaga kerja Indonesia (TKI) dan pelajar di kampus Taipei Medical University (TMU), Taiwan selama dua hari, Sabtu dan Ahad (23-24/5). Penulis buku '7 Keajaiban Rezeki' tersebut memberikan motivasi kepada TKI dan pelajar tentang kewirausahaan dan bisnis dalam tataran aplikatif.

"Kebanyakan dari kita terlalu berorientasi pada otak kiri yang berkaitan dengan hitungan dan logika. Sedangkan potensi otak kanan yang banyak berkaitan dengan imajinasi dan kreativitas tidak tergali," ujar Ippho.

Hal itu pula, lanjut mantan penerjemah di Organisasi Buruh Internasional (ILO) tersebut, menyebabkan seseorang tidak punya mental pengusaha. "Menjadi pengusaha tidak perlu terbiasa hitung-menghitung. Dia hanya perlu memainkan imajinasi dan kreativitasnya. Dan itu semua adalah fungsi dari otak kanan," katanya.

Ippho berkata, menjadi sukses itu tak lepas dari seberapa besar sebagian dari harta yang disedekahkan untuk kebaikan orang-orang banyak. Kedua bagaimana berbakti kepada kedua orang tua.

Acara tersebut terselenggara atas kerja sama Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan dan Aksi Cepat Tanggap (ACT) selaku lembaga sosial kemasyarakatan. Kegiatan tersebut dibuka Wakil Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei Harsono Aris Yuwono dan Ketua PPI Taiwan Iman Adipurnama.

"Kegiatan-kegiatan positif semacam ini hendaknya terus dipertahankan dan mudah-mudahan para peserta dapat mengaplikasikan langsung ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya. Di sela-sela acara, tim ACT menggalang dana kemanusiaan dengan cara melelang beberapa Alquran.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement