REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Keikutsertaan Keluarga Berencana (KB) dalam metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) di Kabupaten Serang masih belum maksimal. Sebab, dari 8.700 Kepala Keluarga (KK) pasangan usia subur (PUS) baru sekitar 6.600 yang melakukan KB.
Wakil Bupati Serang, Tatu Chasanah mengungkapkan, bahwa laju pertumbuhan penduduk (LPP) di Kabupaten Serang saat ini masih mengkhawatirkan.
"LPP kita mencapai 1,49 persen, berbanding jauh dari target LPP nasional yang hanya 1,1 persen. Kalau tidak dikendalikan bisa berdampak buruk pada etersediaan lapangan lapangan kerja," ujarnya di Serang, Banten, Ahad (24/5).
Ia mengungkapkan, saat ini yang belum KB berada pada angka 2.200 KK. Oleh karena itu, hal tersebut jangan smpai terus dibiarkan. Sebab bias berdampak pada jumlah pendudukan yang membludak dan akan berdampak pada bidang pendidikan, kesehatan, serta daya beli.
"MKJP harus segera dimaksimalkan, tinginya jumlah penduduk maka kemakmuran akan semakin sulit," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Informasi Keluarga Analisa Program dan Ketahanan Keluarga (IKP-KK) pada BKBPMP Kabupaten Serang Lusy Sumarwatih mengatakan, pihaknya telah berdayakan 1.796 kader yang meliputi 326 kader tingkat desa atau Pos Kb Desa dan 1.470 Sub Pos KB Desa atau kader tingkat RW yang sudah diberikan bimtek. "Saat ini kami terus lakukan kemitraan," kata Lusy.
Ia juga memaparkan target MKJP 2015, meliputi IUD 2.987 akseptor, MOW 213 akseptor, implant 11.857 akseptor, dan MOP 148 akseptor. Sementara capaian MKJP meliputi IUD 708 akseptor sehingga tersisa 2.279 akseptor.
Kemudian, MOW 33 akseptor sisanya 180 akseptor. "Implant 1.784 akseptor tersisa 10.073 akseptor. Terakhir, MOP mencapai 29 akseptor sehingga tersisa tinggal 119 akseptor," katanya.