REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyikapi isu beras plastik yang beredar belakangan ini, Staf Khusus Menteri Perdagangan Ardiansyah Parman mengatakan masyarakat juga harus bisa mengambil hikmahnya. Ardiansyah menyebut, dengan mencuatnya masalah ini, pelaku usaha dan pihak distributor jadi lebih perhatian dengan produk yang mereka distribusikan.
"Gini, setiap peristiwa itu ambil hikmahnya. Pertama isu ini telah membangkitkan keberdayaan konsumen dan awarenses dari pelaku usaha. Misalnya gini, konsumen sudah berani menyampaikan keluhan temuan ini positif. Indeks keberdayaan konsumen meningkat. Berani memperjuangkan hak untuk mendapatkan barang maupun jasa yang berkualitas," kata Ardiansyah, Sabtu (23/5).
Saat ini, lanjut Ardiansyah, pihaknya sedang berjuang untuk merangkul seluruh pihak termasuk pengecer untuk memastikan beras yang diedarkan adalah beras asli. "Harus menanyakan apakah ini terkontaminasi atau tidak. Kedua, pelaku usaha merespon positif. Para distributor para pengecer sekarang tingkat kehati-hatian tinggi jangan sampai dituduh menjadi bagian melanggar hukum," katanya.
Sementara itu, Ardiansyah yakin para pelaku usaha di lapangan sangat paham bagaimana membedakan mana beras asli dan mana yang sintetis. Sehingga, lanjut Ardiansyah, pengawasan akan secara terstruktur dilakukan dari atas hingga ke bawah sampai ke pengecer.
"Pengalaman puluhan tahun pedagang itu mengenal beras asli, beras alami. Dia tahu betul tanda-tandanya, maka itu dia bisa memastikan bahwa beras yang diterima adalah beras asli dan alami," ujarnya.