REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Badan Urusan Logistik (Bulog) Riau dan Kepulauan Riau menjamin beras untuk masyarakat miskin (raskin) yang didistribusikan di wilayah tersebut tidak mengandung sintetis.
"Saya jamin, beras dari Bulog tidak ada unsur plastiknya. Silakan kalau mau dites," kata Kepala Bulog Divisi Regional Riau & Kepri Faruq Octobri Qomary, Jumat.?
Pernyataan tersebut diperkuat Faruq dengan menunjukkan bukti terdapat kutu pada raskin yang hidup secara alami. Artinya, beras itu bukan terbuat dari plastik atau sintetis.
Jika tidak ada kutu, berarti ada bahan kimia dalam beras tersebut. Contoh lainnya ikan asin, yang kalau dibeli tidak ada lalat, berarti mengandung zat kimia berbahaya.
Selain itu, sayuran. Kalau tidak ada ulat, berarti ada bahan kimia yang diberikan ke sayuran tersebut. "Kondisi beras masih 'fresh'. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir mengonsumsi beras dari Bulog," ujarnya.
Faruq mengakui memang zat atau bahan kimia yang diberikan pada ikan, sayur, atau beras memberikan efek menarik, bersih, segar, dan cantik untuk suatu produk pangan yang membuat konsumen tertarik untuk membelinya.
Akan tetapi, ternyata produk pangan yang diberi polesan zat kimia, kata Faruq, tidak sehat untuk dimakan dan membahayakan kesehatan konsumen.
Bulog juga memiliki standar sendiri dalam memeriksa kualitas beras lokal maupun impor yang rata-rata berasal dari Vietnam dan Thailand. "Karena kami memiliki tim surveyor independent, baik dari negara importir maupun eksportirnya," katanya.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk teliti sebelum membeli beras. "Kalau raskin mungkin tak sebagus beras luar negeri, tetapi beras raskin lebih sehat daripada beras luar negeri," ujarnya.