Kamis 21 May 2015 17:31 WIB

Jokowi Bagikan 11.077 'Kartu Sakti' di Malang

Rep: C74/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo menunjukkan Kartu Indonesia Sehat saat kunjungan kerja di Balaidesa Asrikaton, Pakis, Malang, Jawa Timur, Kamis (21/5).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Presiden Joko Widodo menunjukkan Kartu Indonesia Sehat saat kunjungan kerja di Balaidesa Asrikaton, Pakis, Malang, Jawa Timur, Kamis (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan sebanyak 11.077 tiga 'kartu sakti' kepada masyarakat Malang. Angka tersebut merupakan jumlah total penerima kartu wilayah Malang. Dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang terdiri atas 7.818 peserta di Kota Malang, 2.579 peserta di Kabupaten Malang, serta 680 peserta di Kota Batu.

Kartu yang dibagi terdiri dari Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), dan Kartu Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas Berat (KASPDB). Jokowi memulai kunjungan di Desa Asrikaton, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (21/5) pagi.

Di desa ini, ada 872 orang penerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), 742 orang penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP), 2.614 orang penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS), dan 13 orang menerima kartu penyandang disabilitas.

Di sela penyerahan secara simbolis kepada perwakilan warga, Jokowi juga menjelaskan manfaat masing-masing kartu dan sumber dana tiga kartu sakti.

"Banyak yang tanya dari manaanggarannya. Anggaran berasal dari pengalihan subsidi BBM. Jadi subsidi BBM dialihkan dan diberikan kepada masyarakat, berupa kartu KIS 88 juta orang, KIP 20 juta orang, KKS 16,3 juta seluruh Indonesia. Sedangkan untuk kartu disabilitas juga ada 22 ribu orang di seluruh Indonesia," jelas Jokowi, Kamis (21/5).

Untuk penerima kartu penyandang disabilitas, mereka akan menerima uang Rp. 300 ribu yang diambil setiap empat bulan sekali. Sambil memegang KIS atas namanya, Jokowi menuturkan pengobatan bebas biaya bagi pemegang KIS.

Bagi penerima KIS, mereka bisa menggunakannya di Puskesmas terlebih dulu dan baru bisa mendapat rujukan ketika Puskesmas tidak mampu. Jokowi berpesan kepada masyarakat agar menggunakan Kartu Indonesia Sehat ini dengan bijak.

"Kalau sakit-sakit batuk jangan langsung ke rumah sakit. Kalau sakit batuk flu cukup ke puskesmas. Kalau gawat di puskesmas dicek. Baru dirujuk ke rumah sakit bawa kartu ini lagi," jelasnya.

Sedangkan kepada para penerima KIP, ia menjelaskan bahwa kartu itu bisa digunakan pada saat kenaikan kelas atau minggu ketiga bulan Juni 2015. Anak-anak sekolah dasar menerima Rp. 450 ribu untuk satu tahun, anak SMP menerima Rp. 750 ribu setahun, dan anak SMA menerima Rp. 1 juta selama setahun.

"Saya titip bagi anak-anak yang sudah KIP mohon belajar uang sungguh-sungguh, saya berharap anggaran yang diberikan pemerintah pada masyarakat, baik anak-anak melalui KIP, lalu KIS untuk masyarakat dan anak-anak, dan KKS ini dimanfaatkan dengan baik," katanya.

 

Presiden berpesan agar uang tersebut digunakan untuk keperluan belajar seperti pembelian buku, seragam, dan alat-alat untuk belajar lainnya. "Kartu KIP bisa dipergunakan selama anak-anak menjalankan kewajibannya bersekolah," ujarnya.

Jokowi mengatakan, anggaran untuk kartu-kartu tersebut didapatkan dari pengalihan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), karena itu ia meminta masyarakat yang telah mendapatkan kartu untuk mempergunakan dan memanfaatkan sebaik-baiknya kartu tersebut.

"Jangan samai KIS dicairkan duitnya untuk beli pulsa, nanti akan saya cabut. Tolong gunakan dengan benar, seperti untuk beli seragam dan buku sekolah," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement