Rabu 20 May 2015 17:36 WIB
Beras plastik

'Plastik Kan Bukan untuk Dimakan'

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Yudha Manggala P Putra
Polisi memeriksa butiran beras di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/5).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Polisi memeriksa butiran beras di Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zaenal Abidin mengatakan belum mengetahui secara pasti efek buruk saat beras diduga mengandung bahan plastik dimakan. Namun, ia memastikan plastik bukanlah makanan yang bisa dikonsumsi.

“Saya belum tahu campurannya dan kami masih mencari informasi mengenai itu. Tetapi, plastik kan bukan untuk dimakan,” katanya kepada Republika, Rabu (20/5).

Menurutnya, pemerintah seharusnya mewaspadai makanan yang beredar. Terutama makanan yang diimpor. Sebab, kata dia, beras yang diplos dengan beras plastik ini masuk ke Tanah Air secara ilegal.

Untuk itu ia meminta pemerintah seyogyanya mampu membebaskan makanan dari dampak buruk. Ia khawatir kejadian serupa bisa terulang di kemudian hari. “Jangan biarkan barang busuk masuk kesini. Nanti kalau ada korban baru teriak-teriak,” ujarnya.

Sebelumnya, beras plastik dikabarkan beredar di pasar tradisional. Seorang warga mendapatkan beras diduga mengadung bahan plastik itu setelah membelinya dari pedagang beras di sebuah pasar tradisional di Kota Bekasi, Jawa Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement