Selasa 19 May 2015 22:58 WIB

Mahasiswa Papua Kecam Kekerasan pada Etnis Melanesia

Rep: c 74/ Red: Indah Wulandari
Suku Korowai Papua yang akan punah akibat modernitas
Foto: Listverse
Suku Korowai Papua yang akan punah akibat modernitas

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Aliasi Mahasiswa Papua di Kota Malang mengecam tindak kekerasan yang terjadi di Papua selama ini.

Mereka menyerukan perlidungan terhadap etnis Melanesia atau Papua Melanosoid. Sebab selama ini mereka mengalami kekerasan selama 53 tahun. Puluhan Aliansi Mahasiswa Papua berunjukrasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang.

"Terjadi pemusnahan etnis Melanesia. Militer melakukan pembungkaman, penahanan dan pembunuhan secara brutal," kata juru bicara aksi, Wilson Nawipa, Selasa (19/5).

Selama ini, katanya, operasi militer di Papua telah menghambat populasi Melanesia dan kebijakan politik cenderung diskriminatif terhadap etnis Melanesia. Mereka juga menyesalkan penguasaan dan

eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran.

"Pengiriman militer ke Papua juga masih terjadi sampai saat ini," katanya.

Bahkan terjadi pembungkaman di ruang publik. Terjadi penangkapan besar-besaran pada 30 Maret-1 Mei 2015. Data United Liberalition Movement for West Papua (ULMWP) menyebutkan sebanyak 269 aktivis ditangkap. Lantaran mereka menggelar demonstrasi secara damai.

Papua dalam kondisi darurat sipil, katanya, menyusul penembakan aparat militer terhadap Leonardus Magai Yogi. Aksi penembakan terjadi menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Melanesian Spearhead Group (MSG).

Negara di kawasan Melanesia, katanya, seperti Papua Nugini, Fiji, Vanuatu, Pulau Solomon, dan Kaledonia Barumendukung kemerdekaan West Papua.

ULMWP, katanya, merupakan representasi rakyat papua. Mereka menyerukan dan mendukung penuh keanggotaan West Papua di MSG. Deklarasi tersebut akan disampaikan secara serentak di 9 Negara dan 20 Kota pada 21 Mei mendatang.

"Warga Sorong sampai Merauke mendukung keluar dari Negara Indonesia," katanya.

Sedangkan mengenai rencana kedatangan Presiden Joko Widodo ke Malang, Wilson meminta agar Jokowi mendengarkan aspirasi rakyat papua. Total 1000 an mahasiswa Papua di Malang mendukung kemerdekaan West Papua. Kami, katanya, akan bergabung dengan keluarga MSG.

"Presiden tak boleh melarang kami," katanya.

Dalam aksinya, mereka membawa poster bertulis "West Papua Back to Family", "Stop Pemusnahan Etnis Melanesia", "West Papua for MSG", "TNI Polri Stop Diskriminasi dan Intimidasi", "Segera Buka Akses Jurnalis Internasional."

Aksi para mahasiswa Papua juga mendapat pengamanan dari polisi. Sekitar 50 an polisi berjaga saat mahasiswa menyuarakan aspirasinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement