Selasa 19 May 2015 22:30 WIB

JK Jamin Indonesia Bantu Damaikan Konflik Rohingya

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indah Wulandari
Foto kolase warga etnis Rohingya yang sedang didata petugas Indonesian Automatic Fingerprints Identification System (INAFIS) Polda Aceh di tempat penampungan sementara Kuala Langsa, Aceh, Senin (18/5).
Foto: Antaa/Rony Muharrman
Foto kolase warga etnis Rohingya yang sedang didata petugas Indonesian Automatic Fingerprints Identification System (INAFIS) Polda Aceh di tempat penampungan sementara Kuala Langsa, Aceh, Senin (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Indonesia akan turut berupaya membantu menyelesaikan permasalahan yang tengah dihadapi oleh masyarakat Muslim Rohingya.

"Segala upaya Indonesia akan berupaya membantu, termasuk bagaimana pengungsi-pengungsi itu, jalan keluarnya, bagaimana kita bantu perdamaiannya di konflik itu," jelas JK di kantor Wapres, Jakarta, Selasa (19/5).

Pemerintah, ujarnya, tengah mempertimbangkan berbagai opsi terkait penanganan para pengungsi Rohingya tersebut. Kendati demikian, ia enggan mengungkapkan sejumlah opsi yang tengah dipertimbangkan itu.

Menurut dia, Indonesia merupakan negara yang besar dan pernah merasakan kesulitan terutama saat-saat kemerdekaan. Berbagai bencana pun melanda Indonesia, namun, berbagai negara juga banyak membantu Indonesia.

Oleh sebab itu, ia menilai Indonesia perlu turut memberikan bantuan kemanusian terhadap mereka. "Kalau orang sekarang susah, kita balik membantunya," tambah dia.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyebutkan, sejak pekan lalu tercatat terdapat 1.346 pengungsi Rohingya yang merapat ke daratan Indonesia.

Retno menuturkan, mereka berdatangan dalam empat gelombang. Gelombang pertama terdiri dari 558 orang. Setelah itu datang lagi gelombang kedua dengan jumlah 644 pengungsi. Kemudian disusul gelombang ketiga 47 orang dan gelombang empat 96 orang.

"Kita sudah take care mereka, baik dalam bentuk penyediaan shelter, papan, pangan dan obat-obatan yang diperlukan," ujarnya usai mengikuti sidang kabinet di kantor Presiden.

Retno melanjutkan, saat ini pihaknya telah berkoordinasi dengan badan pengungsi dunia, UNHCR dan IOM. Mereka akan melakukan verifikasi pada semua pengungsi Rohingya tersebut. Dari situ akan diketahui apakah mereka korban perdagangan manusia, imigran atau pencari suaka.

Berdasarkan data terakhir yang dimiliki Kementerian Luar Negeri, sampai Maret 2015 sudah ada 11.941 pengungsi Rohingya berada di Indonesia. Saat ini mereka sedang menunggu, baik proses verifikasi maupun proses penempatan ke negara ketiga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement