Selasa 19 May 2015 20:18 WIB

Sulit Andalkan PAM, Ahok Ingin Bangun Perusahaan Air Bersih

Rep: c11/ Red: Muhammad Hafil
Basuki Tjahaja Purnama, (Ahok).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Basuki Tjahaja Purnama, (Ahok).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama merasa kecewa denga perusahaan pengelola air bersih milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT PAM Jaya. Ia pun berencana untuk dapat mengelola air bersih di Jakarta, sebab sulit jika harus mengandalakan PAM Jaya.

"Kita kalau bisa bangun sendiri. PAM itu bisa lakukan (pengelolaan air), tapi gak ada sampai sekarang. Saya marah-marah, baru bilang mau dikerjakan sebentar lagi," kata Ahok sapaan akrab Basuki di Jakarta, Selasa (19/5).

Menurutnya Jakarta memiliki potensi untuk dapat mengelola air bersih dengan benar. Beberapa tempat dianggap Basuki dapat digunakan sebagai sumber air baku yang akan diolah lagi.

"Contoh kayak di Waduk Pluit, disana air begitu banyak. Bisa tujuh juta kubik, cuma kan air kotor. Kenapa gak anda bangun instalansi pengolahan," ujar Ahok.

Pemprov DKI sendiri memiliki rencana untuk dapat mengairi 95 persen air bersih di Jakarta yang ditargetkan akan tercapai pada 2020 mendatang. Akan tetapi akan sulit untuk memenuhi target tersebut.

Sementara pengelolaan air bersih untuk wilayah barat dan timur kini juga berada di bawah perusahaan asing. Yakni PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aerta Air yang kini tengah menghadapi proses hukum. Terdapat gugatan swastanisasi air bersih yang diajukan oleh Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta (KMMSAJ).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement