Selasa 19 May 2015 14:00 WIB

Korban Longsor Pangalengan tak Ditemukan, Petugas Mohon Maaf

Rep: C12/ Red: Ilham
Polisi menggunakan anjing pelacak untuk mencari korban longsor di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/5). (Antara/Novrian Arbi)
Polisi menggunakan anjing pelacak untuk mencari korban longsor di Kampung Cibitung, Desa Margamukti, Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/5). (Antara/Novrian Arbi)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGALENGAN -- Pencarian korban longsor Pangalengan ditutup hari ini, Selasa (19/5). Dua korban tewas tertimbun, Usep Juju (69) dan Ayi (42) tidak ditemukan selama 14 hari pencarian terakhir.

 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung, Marlan menjelaskan, seluruh tim evakuasi gabungan yang terdiri dari Basarnas, Koramil, TNI, dan pihak kepolisian, telah berupaya melakukan pencarian korban. "Tapi dari sembilan orang yang tewas, hanya tujuh yang berhasil ditemukan," tutur Marlan di lokasi kejadian, Selasa (19/5).

Petugas memohon maaf kepada keluarga korban yang tidak berhasil ditemukan karena pencarian di titik terakhir pun tidak menuai hasil yang memuaskan. "Kita juga meminta maaf kepada keluarga, takdir berkata lain, di titik terakhir tanggap darurat, dua korban tidak bisa ditemukan," ujar dia.

Marlan juga menyebutkan, kendala yang dihadapi tim evakuasi adalah luasnya area pencarian yang mencapai 13 hektar. Selain luas, lokasi pencarian pun berupa lumpur yang cukup dalam sehingga menyulitkan proses pencarian.

Tak hanya itu, informasi yang diterima tim evakuasi sangat beragam terkait keberadaan korban tertimbun. Dari informasi tersebut, pihaknya sudah melakukan segala cara untuk bisa menemukan, tapi, hingga kemarin dua korban tersebut tidak bisa ditemukan.

Sementara itu, untuk wilayah pemukiman di Kampung Cibitung telah diratakan sejak Senin (18/5), kemarin. Kata Marlan, kini tinggal satu bangunan saja yang belum dihancurkan, yakni masjid. "Hari ini sudah dibongkar, tinggal menyisakan satu masjid," ujar dia.

Berdasarkan Badan Geologi, kampung Cibitung masuk zona merah sehingga harus dikosongkan. Pihaknya juga menginginkan agar area pemukiman tersebut dijadikan hutan konservasi. Namun, area tersebut sangat terjal sehingga cukup sulit untuk dibikin vegetasi. "Ini yang sangat berpengaruh pada kondisi geografis di sini," kata dia.

Menurut Marlan, keluarga korban yang tidak ditemukan pun sudah ikhlas. Selain itu, kepala desa juga bakal mengirimkan surat penyertaan resmi kepada keluarga korban, terkait hasil akhir pencarian. "Keluarga korban sudah ikhlaskan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement