REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kota Bandung saat ini sedang bergerak untuk menjadi Kota HAM pertama di Indonesia. Salah satu yang akan dipertimbangkan ialah mengenai penambahan sekolah inklusi bagi anak berkebutuhan khusus atau disabilitas.
"Nanti (penambahan sekolah inklusi) akan kita bahas," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil kepada awak media, Senin (18/5).
Ridwan menyatakan sekolah inklusi merupakan bentuk teknis dari hak warga untuk bersekolah. Karena itu sekolah inklusi juga akan menjadi sorotan dalam rangka menjadikan Bandung Kota HAM.
Terkait penambahan sekolah inklusi, Ridwan akan mendengarkan curhatan atau masukan baik dari anak-anak maupun dari pelajar penyandang disabilitas.
"Semua akan dibahas, dan dikomitmenkan, sehingga lengkap draft-nya (draft Kota HAM)," lanjut Ridwan.
Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung Gagan Hermawan juga mendorong adanya penambahan sekolah inklusi di Kota Bandung. Melalui sekolah inklusi, ia ingin anak dengan kebutuhan khusus dapat berbaur dengan anak-anak lainnya tanpa ada sekat.
Gagan menyatakan sekolah inklusi tidak harus dibangun secara khusus. Sekolah ini dapat memanfaatkan sekolah umum yang memang sudah berdiri sebelumnya. Nantinya, sekolah umum ini hanya perlu diperkuat infrastrukturnya agar memudahkan siswa berkebutuhan khusus dalam mengakses sekolah.
DPRD, lanjut Gagan, juga siap menganggarkan dana jika dalam penambahan sekolah inklusi dibutuhkan tambahan alat peraga. Di samping itu, Gagan juga menekankan pentingnya ketersedian SDM guru dalam membangun sekolah inklusi.
Terkait SDM guru, DPRD menyatakan pihaknya telah bekerjasama dengan universitas khusus keguruan, dan universitas tersebut telah menyatakan kesiapan.
"Tidak sulit sebenarnya, tergantung niat kita," ungkap Gagan saat ditwmui di ruangannya.
Terkait jumlah sekolah inklusi di Kota Bandung saat ini, Gagan menyatakan pihaknya belum memiliki data pasti. Akan tetapi salah satu sekolah umum di Kota Bandung dengan sistem inklusi ialah SMA Negeri 6 Bandung.
"Saya ingin Kota Bandung itu jadi percontohan buat di Indonesia," tambah Gagan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika