Selasa 19 May 2015 07:29 WIB

Polda Banten Bentuk Satgas Antiradikalisme

Rep: c81/ Red: Agung Sasongko
Mencegah Paham Radikal.  (ilustrasi)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Mencegah Paham Radikal. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Polda Banten membentuk Satuan Tugas (Satgas) anti radikalisme. Satgas ini dibentuk untuk mencegah dan mengantisipasi berkembangnya paham radikal yang dapat merugikan masyarakat dan mampu memunculkan kekerasan di tengah masyarakat, khususnya provinsi Banten.

Menurut Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar, satgas dibentuk bekerjasama dengan Mabes Polri, melibatkan Polsek, Polres hingga Polda,  Badan Intelejen Negara (BIN), Tentara Negara Indonesia (TNI), Kejaksaan Tinggi Banten, serta pemerintah Provinsi Banten.

“Semuanya saling berkontribusi memberikan informasi informasi, mensinergikan program dan melakukan pendekatan kepada pihak pihak yang terindikasi radikal, bahkan mengadakan dialog,” kata Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafly Amar kepada wartawan, Senin (18/5)

Selain dengan unsur tersebut, Polda Banten juga melakukan kerjasama dengan alim ulama yang ada di Banten untuk membantu penyuluhan dan penjelasan kepada masayarakat agar terhindar dari paham radikal. “Alim ulama itu kan banyak didengar oleh masyarakat, di masayarakat kita, ulama itu sebagai guru, sehingga wejangannya diharapkan mampu untuk dapat mencegahnya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, pihaknya mengkhawatirkan generasi muda dapat terprovokasi dan diajak ke kelompok kelompok kegiatan teroriseme. Walupun demikian, pihaknya kini sudah mengetahui dengan adanya intelejen yang bekerja untuk mencegah aksi terror yang dapat mergukian masayarakat bahkan menimbulkan korban jiwa.

“Kita harus jaga, dan waspada kepada orang orang radikal, namun sekarang sudah bisa terindikasi, dan bisa menecagh sebelum beraksi,” pungkasnya

Selain itu, polda juga mengakui sudah menandai kelompok-kelompok serta organisasi yang mesti diwasapadai mempunyai paham yang dapat merusak masyarakat Banten. “Organisasi ada yang sudah di tandai, namun tidak banyak, orang saja ada, orang itu memberikan pengaruh negatif kepada hal hal yang bisa merugikan, bergabung dengan orang orang yang berncana berbuat terror,” kata Boy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement