Senin 18 May 2015 18:27 WIB

Buntut Orang Utan Mati, BKSA Sumbar Saling Tuding

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Maman Sudiaman
Sari mati setelah sebelumnya dirawat di klinik.
Foto: dok BKSDA
Sari mati setelah sebelumnya dirawat di klinik.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) mengakui Lembaga Konservasi Taman Satwa Kandi, Kota Sawahlunto kekurangan tenaga medis.

"Tenaga pengelola masih kurang. Mei tenaga medisnya mengajukan pindah. Ini kendala utama pengelola kami," kata Kepala BKSDA Sumbar, Margo Utomo di Padang, Senin (18/5).

Namun, menurut Koordinator Konservasi Keanekaragaman Hayati BKSDA Sumbar, Rusdian Ritongan mengatakan, dirinya telah melakukan monitoring ke Taman Satwa Kandi tersebut pada bulan April 2015 lalu. "Pengelolaan belum optimal benar," ujar Rusdian.

Sebelumnya, seekor urang utan dewasa berusia 15 tahun 'Sari', tewas akibat kelalaian dalam kandangnya di Taman Satwa Kandi Kota Sawahlunto, Sumatra Barat (Sumbar). Sari meninggal dalam masa perawatan di klinik Dinas Peternakan Provinsi Sumbar pada Sabtu (16/5) lalu.

Sari mangalami patah tulang pada lengan kiri dan selangkangan kanan akibat serangan dua pejantan orang utan yang tengah mengalami libido seks. Berdasarkan keterangan petugas yang disampaikan kepada BKSDA, kandang karantina tersebut bersebelahan dengan dua kandang orang utan dewasa berjenis kelamin jantan.

"Satwa ini (Sari) sedang bunting dan di karantina, jantannya birahi tinggi, sekatnya dibuka, betinanya ditarik," tutur Ritonga.

Sementara itu, Kepala Seksi Konservasi Wilayah  III, Surajaya mengatakan, sepanjang tahun 2015 ini, ada sebanyak dua ekor binatang yang dilindungi mati di kebun binatang. Namun, dirinya tidak menjelaskan secara pasti penyebab kematian keduanya.

"Selama tahun 2015 sudah dua ekor yang mati, beruang dan tapir yang berasal dari Dhamasraya," ungkapnya.

Rata-rata, kata Surajana, hewan yang mati di Kebun Binatang Sawahlunto adalah hewan yang ditangkap oleh warga karena konflik di hutan.

"Bisa kena jerat. Kondisinya sudah payah. Kalau masih baik, kita lepaskan ke alam lagi," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement