REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengakui pada beberapa tahun lalu sempat membuat kesalahan bersama mantan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi). Kesalahan tersebut terkait mempertahankan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Mau menunggu setahun dikasih kesempatan lagi? Jadi itu kesalahan bersama Pak Jokowi dua tahun lalu. Kita selalu berpikir kasih kesempatan lagi setahun, kasih lagi enam bulan," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/5).
Ahok menegaskan tidak masalah jika harus mengevaluasi PNS DKI dengan waktu yang cepat. Menurutnya masih ada PNS DKI yang bermental pencuri. "Yang susah itu sebenrnya kalau mental pejabatnya nyolong. Kalau udah mentalnya kaya gitu yaudah gak bisa berubah," ujarnya.
Ahok mengatakan lebih baik memberikan kesempatan kepada PNS yang lebih muda. "Kita kasih kesempatan yang lebih muda atau yang mau mengabdi, karena lebih adil, 72 ribu pegawai kebanyakan masa kita gak bisa seleksi ratusan," kata mantan Bupati Belitung Timur ini.
Berdasarkan data Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebanyak 57 pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI eselon III dan IV mengalami demosi atau pemindahan jabatan ke yang lebih rendah.
Kemudian pada Senin (18/5) Ahok telah melantik 649 pejabat eselon tiga dan empat yang baru di halaman Balai Kota Jakarta. Terdapat 109 pejabat eselon tiga yang masuk ke dalam promosi, rotasi dan mutasi. Sedangkan eselon empat berjumlah 539 pejabat.