Senin 18 May 2015 10:32 WIB

12 Tahun SDN Cisarua Kekurangan Guru

Rep: c10/ Red: Agus Yulianto
Seorang guru SD sedang mengajar di kelas/ilustrasi
Seorang guru SD sedang mengajar di kelas/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sekolah Dasar (SD) Negeri Cisarua di Kampung Cikamuning, Desa Cisarua, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya kekurangan guru. Selain kekurangan tenaga pengajar, kondisi bangunan sekolah juga sudah sangat memprihatinkan. “Sudah 12 tahun SD N Cisarua tidak mempunyai guru kelas III dan guru pendidikan agama Islam,” kata Wakil Kepala Sekolah SD N Cisarua, Yayan Nuryaman kepada Republika, Senin (18/5).

Yayan menjelaskan, selain itu SDN Cisarua juga tidak memiliki guru bahasa Inggris. Akan tetapi, pelajaran bahasa Inggris bisa ditangguluangi oleh guru wali kelas masing-masing. Sementara, untuk menanggulangi kekosongan guru pendidikan agama islam, ada guru suka relawan (sukwan) yang mengisi kekosongannya. Guru sukwan tersebut sudah mengajar kurang lebih lima tahun lamanya.

Menurut Yayan, kekurangan guru tersebut membuat wali kelas lain harus saling mengisi kekosongannya. Bagaimana pun proses belajar dan mengajar harus tetap berjalan. Para pelajar tetap mendapatkan hak belajarnya meski berada di kampung paling ujung di selatan Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya.

Selain kekurangan guru tenaga pengajar, bagunan SD N Cisarua juga telah rusak dan kekurangan fasilitas. Ruangan kelas II dan VI kondidi atapnya rusak dan dikahawatirkan runtuh menimpa siswa dan siswi yang sedang belajar. Hal tersebut karena, setiap turun hujan ringan mau deras, terjadi kebocoran yang sangat parah. “Sudah tiga tahun lamanya ruang kelas II dan VI bocor,” ujar Yayan.

Guru suka relawan (sukwan) Pendidikan Agama Islam, Abdul Mutolib mengaku, terpaksa menghentikan kegiatan belajarnnya di kelas VI, karena terjadi haujan deras. Dia menegaskan, bukan hanya satu atau dua titik bocor, tapi ada sepuluh titik bocor.

Menurutnya, jika hanya lantai kelas yang tergenang air, proses belajar mengajar masih tetap bisa dilanjutkan. Tapi akibat kebocoran tersebut, meja dan kursi juga semuanya basah. Selain itu, SD N Cisarua juga sampai saat ini belum memiliki perpustakaan.

Jadi semua buku yang dibutuhkan kelas I sampai VI menumpuk di ruang guru. Akibatnya ruang guru menjadi sempit dan sumpek. “Tapi saat melaksanakan ujian nasional (UN), ruangan kelas sudah rapi,” katanya.

Yayan berharap, pemerintah segera memperhatikan SD N Cisarua dan memperbaiki kerusakannya. Meski lokasi SD tersebut berada di ujung paling selatan Kecamatan Cinema, tetap ada siswa dan siswi yang membutuhkan pendidikan juga sarana dan prasaranan yang menunjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement