REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menegaskan tidak khawatir popularitasnya turun akibat kebijakan yang tidak populer sepanjang kebijakan tersebut untuk kebaikan masyarakat.
"Waktu mengalihkan subsidi BBM November lalu saya diingatkan mengalihkan ini menghilangkan subsidi dan popularitas jatuh, itu resiko dan tidak ada masalah," katanya saat menghadiri Jambore Komunitas Juang Relawan Jokowi di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Timur, Sabtu, (16/5). .
Presiden menegaskan kebijakan yang diambilnya memang tak mengenakan. Tapi, ia menyakini hal tersebut akan membawa perubahan meskipun memerlukan jangka waktu menengah dan panjang serta banyak pengorbanan.
"Memang sakit saya tahu, perubahan dimulai dengan yang sakit, banyak yang memaki ke saya, tapi yang hadir di sini nggak ada, saya siap tidak populer, saya siap dimaki-maki jangan dipikir Jokowi itu penakut," katanya.
Kepala Negara mengatakan meski tantangan ekonomi yang dihadapi tidak ringan namun ia optimistis pertumbuhan tahun ini lebih baik dari tahun kemarin.
"Kalau ada suara miring tolong diluruskan. Sebetulnya seperti ini, nanti golnya yang terakhir ini, bila tidak nanti jadi isu dan jadi rumor yang tidak baik," kata presiden.