REPUBLIKA.CO.ID, SENTANI -- World Wide Fund For Nature (WWF), Organisasi non-pemerintah internasional bidang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan, menyayangkan perdagangan burung cenderawasih yang marak terjadi di Papua.
Direktur Of Papua Program Benja Victor Mambai, di Sentani, Jumat (15/5), mengatakan pihaknya sangat menyayangkan maraknya aktifitas perdagangan burung cenderawasih di Papua sebagai cinderamata, padahal satwa tersebut kini terancam punah.
"Memang kita lihat sekarang ini, aktifitas perdagangan cenderawasih semakin marak. Selain itu juga, setiap orang yang datang ke Papua dikasih sovenir cenderawasih, dan hal itu sangat disayangkan," katanya.
Benja mengatakan, apabila aktifitas itu (perdagangan dan pemberian sovenir cenderawasih) terus terjadi maka akan memicu masyarakat untuk terus memburu burung surga tersebut.
Padahal, lanjut dia, itu salah satu satwa yang dilindungi dan kebanggaan tersendiri bagi orang Papua. Benja menjelaskan apabila aktifitas tersebut tidak dikontrol dengan baik, maka lambat laun burung cenderawasih terancam punah.
Ia menambahkan, apabila permintaan cukup tinggi, pasti orang akan terus berburu cenderawasih. Ia berharap, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat agar menggubah kebiasaan menjadikan burung cenderawasih sebagai cinderamata.
"Kita bayangkan saja, misalkan dalam satu bulan orang berkunjung ke Papua dan sovenir yang diberikan adalah burung cenderawasih dengan menggunakan topi atau apapun namanya, itu kan mengancam keberadaannya di alam," tambah Benja.