Kamis 14 May 2015 13:30 WIB

Kredit Melawan Rentenir Tawarkan Bunga 0 Persen

Rep: c01/ Red: Satya Festiani
Suku bunga kredit/ilustras
Foto: ist
Suku bunga kredit/ilustras

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil resmi meluncurkan program Kredit Melawan Rentenir (Melati) pada Rabu (14/5) di Bandung Trade Mall. Kredit Melati ini diluncurkan oleh Pemerintah Kota Bandung dengan menggandeng Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

"DPR tidak meragukan, tapi meminta untuk dipersiapkan. Dipersiapkan dengan baik, dengan sistem yang baik, profesionalitas dari BPR," jelas anggota Komisi A DPRD Kota Bandung Ade Fahruroji saat dihubungi, Rabu (13/4).

Ade menyatakan Kredit Melati yang hadir dengan suku bunga 0 persen ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi BPR. Pasalnya, dengan bunga 0 persen yang berarti tidak memberi profit, BPR harus bisa memberdayakan 'orang-orang'-nya untuk melakukan melakukan collecting, analisa kredit, hingga analisa jaminan terkait Kredit Melati. BPR juga harus memastikan bahwa dana Kredit Melati tersalurkan ke masyarakat yang memang membutuhkan, bukan ke kalangan yang sengaja mencari keuntungan sendiri.

BPR, lanjut Ade, juga perlu memastikan agar kemacetan kredit bisa ditekan oleh BPR. Dengan begitu Kredit Melati tetap akan bisa bergulir di tahun depan. Untuk itu, Ade menilai keberhasilan dan kelancaran Kredit Melati akan sangat dipengaruhi oleh profesionalitas BPR sebagai tim di lapangan.

Selain profesionalitas BPR, Ade juga mendorong agar masyarakat bijak dalam menggunakan bantuan Kredit Melati. Pasalnya, kredit yang berasal dari APBD ini perlu dipertanggungjawabkan dan tidak hanya diberikan secara cuma-cuma. Karena itu, sebelum mengajukan Kredit Melati, masyatakat harus memiliki perhitungan usaha yang benar.

Ade juga menyatakan Kredit Melati merupakan satu upaya positif untuk mengatasi rentenir. Akan tetapi, upaya ini perlu didukung dengan sinergitas pemerintah dalam membangun politik ekonomi yang berpihak pada pelaku usaha kecil dan menengah. Pasalnya, selain kebutuhan akan modal, pemerintah juga harus menjamin agar usaha-usaha mikro ini dapat berdaya di tengah persaingan dengan usaha-usaha besar yang menjamur.

"(Kredit Melati) Ini sesuatu yang positif, tapi ini tidak cukup. Peran pemerintah kalau mau melawan rentenir itu di sisi politik ekonomi itu," tambah Ade.

Melalui BPR, Kredit Melati hadir untuk membantu usaha masyarakat dengan suku bunga 0 persen. Sasaran dari Kredit Melati mencakup tiga jenis usaha mikro, yaitu usaha mikro perdagangan, usaha mikro bidang jasa serta usaha mikro industri rumah tangga. Plafond pinjaman yang disediakan mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 30 juta, baik untuk kelompok atau pun perorangan yang mengajukan pinjaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement